Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Cilacap. Beberapa wilayah di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah masih terendam banjir. Salah satunya di Desa Banjareja, Kecamatan Nusawungu sehingga warganya sulit beraktivitas dan mencari nafkah.
"Ccari rejeki susah tiduk bisa ngapa-ngapain. Kerjanya membuat tali tambang dari serabut kelapa, sudah 4 hari tidak membuat jadi tidak bisa cari rezeki," kata Poniah, warga Dusun Banjareja, Desa Banjareja, Kamis (19/10/2017).
Menurut Kepala Dusun, Sarno, banjir di desanya merupakan luapan air dari sungai Gatel yang sudah terjadi sejak empat hari lalu. Selain merendam jalan desa dan rumah warga, banjir juga berimbas pada 200 hektar ladang pertanian.
"Kalau (ketinggian) air sekitar 70 cm di jalan dan di rumah masing-masing halaman berbeda karena daerah sini termasuk rendah, sungai sudah tidak bisa nampung lagi dan berefek pada lahan pertanian juga," ujarnya.
Diwawancara terpisah, Kasubag Tata Usaha UPT BPBD Kroya, Edi Purwanto, mengatakan akibat banjir di Desa Banjareja membuat sekitar 500 KK terdampak banjir yang terjadi sejak Senin (16/10).
"Terdampak 500 KK di 6 Kadus dan yang parah banjirnya ada di 2 Kadus, rata-rata mereka mengungsi di rumah keluarga ada 20 KK atau sekitar 50 jiwa," kata Edi.
Maka dari itu dia berharap hujan dengan intensitas tinggi tidak kembali turun dan merendam wilayah tersebut. Meskipun demikian pihaknya telah menyiapkan satu buah perahu untuk evakuasi warga.
Dia menjelaskan, di wilayah pemantauan UPT BPBD Kroya terdapat tiga kecamatan dengan 8 desa yang terendam banjir dan mulai berangsur surut. Wilayah-wilayah itu di antaranya Desa Karangreja dan Desa Karangrena di Kecamatan Maos.
Kemudian di Desa Sikampuh dan Desa Mujur lor di Kecamatan Kroya, sedangkan di banjir juga merendam Desa Nusawungu, Desa Banjareja, Desa Karangsambung dan Desa Kedungbenda di Kecamatan Nusawungu. (dtc)