Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. SEA Games 2017 jadi mimpi buruk buat olahraga Indonesia. Di Asian Games tahun depan, hasil serupa jangan sampai terulang.
Indonesia tengah berburu waktu untuk mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Asian Games 2018 yang dilangsungkan di Jakarta dan Palembang. Tak hanya soal penyelenggaraan, Indonesia juga tengah bertaruh dengan prestasi atlet. Terlebih pemerintah telah mematok target masuk 10 besar Asia dengan perolehan 15 sampai 20 medali emas.
Tapi jelang event besar tersebut, dunia olahraga Indonesia malah baru dapat tamparan keras. Di SEA Games 2017 lalu kontingen Merah Putih cuma membawa pulang 38 medali emas. Paling sedikit sepanjang sejarah keikutsertaan SEA Games.
"Apa yang terjadi di SEA Games jangan terjadi di Asian Games karena performa atlet harus ditingkatkan," kata Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani.
Puan menyampaikan hal tersebut usai rapat koordinasi dengan Menpora Imam Nahrawi dan Ketua KONI Pusat Tono Suratman di Kementerian PMK, Jakarta, Rabu (1/11/2017).
"Selain itu, dipilih juga pelatih yang terbaik dan berkualitas supaya bisa meningkatkan prestasi atlet ke depan juga. Jangan sampai terjadi lagi hal hal teknis yang berkaitan dengan alokasi anggaran, misal terlambat peralatan, honor atlet dan lain yang bersifat teknis berkaitan dengan prestasi atlet ke depan," ujar dia.
Dia berharap dengan adanya Peraturan Presiden Nomor 95 tahun 2017 tentang Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional, segala kendala birokrasi yang sebelumnya panjang menjadi lebih mudah dan cepat. Dia meminta semua pihak mau berkerja sama dan bersinergi satu sama lain, tak terkecuali induk cabornya.
"Sebab siapa yang tahu atletnya dan prestasinya itu cabor. Jadi pemerintah, Kemenpora, itu hanya melakukan pengawasan dan pendampingan. Sementara KONI yang membawahi cabor-cabor inilah yang membantu Menpora untuk bisa melakukan pengawasan dan pendampingan. Ini adalah gotong royong agar prestasi atlet tidak banyak birokrasinya," dia menjelaskan.
Dia juga meminta karena waktu yang sudah mendesak, setiap cabor menjalankan pelatnas sesuai dengan Surat Keputusan (SK) yang sudah diterbitkan sebelumnya oleh Satlak Prima sampai Desember ini.
"Karena waktunya sudah pendek tidak mungkin kemudian semua atlet dimasukan ke pelatnas. Jadi memang untuk cabor yang kita prioritaskan akan dimasukkan ke pelatnas tertentu yang memang punya fasilitas dan peralatan yang cukup dan ditentukan oleh Kemenpora serta KONI," Puan mengungkapkan. (dtc)