Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Untuk kedua kalinya, tim peneliti Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Sumatra Utara (UISU) berhasil menemukan dan mengeluarkan cacing pita jenis Taenia dari tubuh manusia, di desa Nagori Dolok Kecamatan Silau Kahaean, Kabupaten Simalungun, Kamis (2/11/2017).
Berbeda dari temuan pertama, sepanjang 2,86 meter. Kali ini, temuan yang di dapat hingga mencapai 10,5 meter, yang dianggap rekor terpanjang di dunia, karena rekor sebelumnya, cacing pita jenis serupa ditemukan hanya sepanjang 1,5 meter di Negara Bangladesh.
"Kunjungan tim FK UISU sebenarnya untuk memastikan kondisi kesehatan warga sudah sembuh. Selain, memberikan obat kepada 100 orang warga, guna melakukan pencegahan dan pengobatan," ungkap Ketua Tim Peneliti FK UISU DR dr Umar Zein, DTM&H.
Pembantu Dekan II FK UISU, dr Indra Janis MKT, atas penemuan ini menyatakan, kedatangan pihaknya memang tidak sekedar untuk menemukan cacing terpanjang. Melainkan juga untuk mengobati para penderitanya.
"Jadi ini bukan mengenai siapa duluan yang menemukan cacing terpanjang. Meski rekor bagi para peneliti FK UISU yang dipimpin Dr Umar Zein," jelasnya.
Indra mengatakan dari hasil penemuan cacing pita pertama dengan kedua, ada ditemukan perbedaan morfologi. Untuk itu, lanjut dia, tim peneliti melakukan penelitian secara Biologi Monokuler.
"Artinya kemungkinan cacing pita kedua ini berjenis Taenia Asiatica Simalungun. Mudah-mudahan dapat kita buktikan. Apabila ada kecocokan, maka FK UISU lah yang pertama menemukan jenis cacing pita tersebut," jelasnya.
Sementara itu, warga Desa Nagori Maliring, Kalekson Saragih menyatakan sangat terimakasih atas bantuan obat yang diberikan. Sebab, selama 25 tahun ia mengaku sangat kesusahan mencari obat dari rasa sakit yang dideritanya. Hingga akhirnya cacing pita sepanjang 10,5 meter bisa keluar dari dalam tubuhnya.
"Sebelum ditemukan obat Praziquantel dari Vietnam ini, saya sering mengalami cepat kelelahan dan pandangan mata berkurang akan tetapi setelah dikomsumsi jadi merasa lega," tandasnya.
Guna mendukung perkembangan medis, selanjutnya cacing pita yang berhasil dikeluarkan tersebut akan diawetkan dan diserahkan kepada tim peneliti untuk proses penelitian berikutnya.