Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Surabaya - Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Surabaya menyayangkan pembongkaran Masjid AsSakinah untuk pembangunan gedung 7 lantai DPRD Surabaya. Namun GP Ansor juga menyayangkan aksi kecaman yang dilakukan sebuah elemen kemarin malam.
Aksi yang dilakukan oleh elemen pada Kamis (2/11/2017) malam itu menempel sejumlah poster dengan beragam tulisan yang mengecam pembongkaran masjid yang berdiri sejak 1993 itu.
"Secara etika gayanya keliru meski tujuannya bagus untuk mempertanyakan pembongkaran masjid yang tanpa diimbangi dengan pembangunan masjid pengganti terlebih dulu," kata Ketua GP Ansor Kota Surabaya Muhammad Faridz Afif saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (3/11/2017).
Afif mengaku sempat diundang elemen yang melakukan aksi semalam, namun dia tidak bisa hadir karena ada kegiatan lain.
Aksi semalam kata Afif merupakan aksi yang disebabkan tidak adanya reaksi dari Pemerintah Kota Surabaya untuk membangun masjid pengganti sebelum membongkar.
"Ini akibat dari pemerintah kota yang tidak bertindak cepat. jika tidak direspon akan masuk angin dan akan ada aksi lanjutan," ujarnya.
Beberapa poster yang ditempelkan di bagian menara masjid yang masih belum dibongkar itu berbunyi diantaranya 'Ini Masjid Rakyat Bukan Milik DPRD', 'Sing Ngrubukno Masjidku Dajjal Armuji' dan 'Ibuku Ojok Dadi Bangsat Kembalikan Masjidku'.
Meski pihak DPRD Surabaya sudah memberikan masjid pengganti dengan memanfaatkan Gedung Merah Putih di Balai Pemuda, bagi Afif masih dianggap kurang layak dan tidak memenuhi syariat yang berlaku.
"Kurang layak, karena faktornya kepepet. Tempat sementara dan itu bukan masjid. Menurut syariat, harus ada dulu penggantinya sebelum membongkar. Setelah masjid pengganti dibangun baru dibongkar. Kami tidak memprotes akan dibangun 10 lantai, 20 lantai terserah atau uang untuk bangun taman seluas apa terserah tapi bangun dulu masjid pengganti," tegas dia. dtc