Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Tokyo. Kasus pembunuhan keji disertai mutilasi terhadap 9 orang di Jepang terus diselidiki. Tiga korban di antaranya masih duduk di bangku sekolah menengah, dengan salah satunya masih berusia 15 tahun.
Pelaku pembunuhan keji itu, Takahiro Shiraishi (27), ditangkap polisi pekan lalu. Penangkapan dilakukan setelah polisi mendapat temuan mengerikan di apartemen Shiraishi yang ada di Zama, pinggiran Tokyo. Sejumlah jasad manusia yang dimutilasi, termasuk dua potongan kepala, ditemukan di dalam berbagai kotak es yang ada di dalam apartemen satu kamar milik Shiraishi. Dia pindah ke apartemen itu sejak 22 Agustus.
Kepada polisi setempat, Shiraishi mengaku telah membunuh dan memutilasi sembilan orang. Shiraishi menyebut korbannya terdiri dari delapan wanita muda yang berusia belasan hingga 20-an tahun dan satu pria yang berusia 20-an tahun.
Pekan ini, seperti dilansir AFP, Senin (6/11/2017), sumber kepolisian setempat yang dikutip media lokal Jepang mengungkapkan bahwa setidaknya tiga korban masih berstatus pelajar sekolah menengah, dari beberapa wilayah berbeda.
Salah satu dari tiga pelajar putri itu disebut masih berusia 15 tahun. ABG itu diketahui hilang sejak akhir Agustus lalu. Tidak disebut lebih lanjut usia dua pelajar lainnya yang menjadi korban.
Belum semua korban tewas berhasil teridentifikasi. Identitas beberapa korban dilacak dari kartu bank dan barang-barang lainnya yang tertinggal di dalam apartemen Shiraishi. Beberapa telepon genggam yang digunakan korban juga diketahui hilang kontak di dekat apartemen Shiraishi.
Dalam melakukan aksi kejinya, Shiraishi mencari targetnya via media sosial Twiter. Shiraishi diduga memancing korban-korbannya yang memiliki kecenderungan ingin bunuh diri, untuk bertemu dengannya dengan dalih dirinya akan membantu mereka untuk merencanakan bunuh diri atau menjanjikan akan bunuh diri bersama.
Dilaporkan Shiraishi tetap menghabisi korban-korbannya bahkan setelah menyadari korbannya lebih ingin curhat daripada bunuh diri. "Saya tidak punya niat bunuh diri. Tidak ada satupun (korban) yang ingin mati sebenarnya," ucap Shiraishi kepada penyidik kepolisian setempat, seperti dikutip jaringan Fuji TV.
Siraishi diduga menggantung korban-korbannya, setelah memberikan alkohol atau pil tidur atau mencekik mereka hingga pingsan. Jika tidak tertangkap, Shiraishi diyakini akan terus melanjutkan aksi kejinya ini.
Seorang wanita berusia 20-an tahun yang mengklaim berencana bertemu Shiraishi saat pria itu ditangkap, mengungkapkan dirinya membahas rencana bunuh diri dengan Shiraishi via email dan telepon selama dua bulan. Dalam percakapan telepon dengan Shiraishi pada Oktober lalu, wanita ini mengaku bisa mendengar suara rintihan seorang wanita di antara suara Shiraishi.
"Dia memberi saya dua pilihan. Pertama, dia membuat saya tak sadarkan diri dengan memasukkan pil tidur dalam minuman saya dan kemudian mencekik saya dengan tali. Yang lain, dia mencekik saya dengan tali dari belakang saat saya sedang nonton televisi atau sesuatu. Jika saya bertemu dengannya, mungkin saya sudah dimutilasi seperti korban-korban lainnya. Saya mungkin beruntung tapi saya takut sekarang," ucapnya. (dtc)