Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Meski Indonesia telah menjadi negara besar produksi Crude Palm Oil (CPO) menggantikan posisi Malaysia, namun disayangkan penggunaan mesin-mesin di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) masih impor dari Malaysia.
"Padahal kualitas mesin produk di dalam negeri tidak kalah dari produk impor. Tapi karena produk impor itu lebih kreatif dan inovatif sehingga produk Indonesia kurang promosi nya," ujar Head Technical Engineering PT Putratech, Haris Lumantobing kepada wartawan usai seminar memperkenalkan produk Techno Ripple Mill Reborn di Medan, Rabu (8/11/11).
Dijelaskannya, untuk mengejar ketinggalan produk Indonesia dengan impor, maka banyak usaha yang harus dilakukan pemerintah dan didukung serta kerjasama dengan pihak terkait khususnya pengusaha kelapa sawit.
Hal ini, katanya lagi, agar industri kelapa sawit Indonesia jauh lebih berkembang karena di Malaysia perkebunan kelapa sawit melibatkan peranan pihak swasta. Sedangkan di Indonesia masih didominasi oleh PTP BUMN dan perusahaan besar asing.
"Promosi produk-produk Indonesia ini sangat diperlukan. Pengusaha sebagai konsumen juga harus dapat mencintai dan bangga menggunakan produk dalam negeri," sarannya.
Diungkapkannya, dalam proses PKS untuk mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi CPO harus menggunakan produk yang berkualitas. Karena proses memecah nut (biji) lalu dipisahkan shell (kulit/cangkang) dan kernel dapat menggunakan Ripple Mill yang pada akhir tahun 1980 an menjadi mesin pemecah nut yang paling handal karena cracking efficiency nya yang tinggi hingga diatas 98% dan operasinya yang relatife mudah.
"Dan sejak itu Ripple Mill telah ditiru oleh banyak pihak dan konsepnya telah berhasil menjadi standard proses PKS, tidak saja berlalu di Malaysia tetapi juga di Indonesia," paparnya.
Sebagai produsen ripple mill pioneer di Indonesia dengan merk Techno, katanya telah dipasarkan sejak tahun 1999 dan tidak perlu diragukan lagi. Untuk inovasi baru, pihaknya juga telah berhasil mengadakan redesign terhadap Techno Ripple Mill dengan waktu perawatan yang lazimnya satu hari menjadi hanya kurang dari satu jam.
"Untuk harganya tidak berbeda, malah untuk tahap promosi diberi diskon sebesar 20% Terobosan ini sekali lagi membuktikan produksi dalam negeri tidaklah kalah dengan yang berasal dari luar negeri," ucap nya.