Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta - Pihak sekolah GW (5), anak yang dibunuh ibunya dengan disemprot obat nyamuk, menemukan banyak luka di tubuh anak didiknya. Sang anak pun menyebut luka tersebut karena terjatuh.
"Dulu guru pernah melihat punggung GW, eh kesakitan. Ternyata ada luka garis-garis, seperti bekas cakaran. Namun dia bilang gara-gara jatuh di kantor mamahnya yang lama," kata kepala sekolah GW, Mery, kepada wartawan di kantornya, Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan, Senin (13/11/2017).
GW bersekolah di situ sejak tiga tahun lalu, dari playgrup sampai TK B. Namun GW mengalami perubahan beberapa bulan terakhir.
"Semenjak pulang dari Bangka, jadi lebih murung, pendiam. Padahal dulu ceria," kata Mery.
Semenjak itu pula, GW sering menggunakan pakaian panjang. Padahal seragam sekolah di situ tidak ada yang memiliki lengan panjang.
"Semenjak ada luka-luka, pake kaus panjang. Dan waktu disuruh buka baju, baru deh mau. Dan semuanya shock," ucap Mery.
Pihak sekolah langsung mengambil tindakan dengan mengirimkan surat kepada Novi Wanti. Sekolah ingin bertanya lebih jelas penyebab banyaknya luka pada tubuh GW.
"Kan waktu luka-luka banyak, kita undang mamahnya ke sini. Mamahnya marah-marah. Katanya kalau ada apa-apa, omong saja. Nggak usah panggil kayak begitu," ujar Mery.
Pihak sekolah pun pernah mencuri-curi waktu saat Novi menjemput pulang. Novi hanya berkata anaknya menjadi bandel.
"Setiap mamahnya jemput, miss (guru)-nya langsung cari kesempatan buat omong. (Novi bilang) iya nih, sekarang GW nakal. Gini, gini, gini, komplainnya sekarang ngompol terus," ucap Mery.
Novi menyemprotkan obat nyamuk ke GW di rumah kos Novi di Jalan Asem Raya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Sabtu (11/11). Novi mengaku kesal anaknya itu mengompol terus.
Atas perbuatannya, Novi ditetapkan sebagai tersangka. Dia dijerat dengan Pasal 80 ayat 3 dan Pasal 76 c Undang-Undang Nomor 35/2014 tentang Perlindungan Anak. dtc