Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Partai Gerindra tetap pada pendirian belum mendukung Deddy Mizwar (Demiz) di Pilgub Jawa Barat jika berpasangan dengan Ahmad Syaikhu. Deddy mengatakan semua masih bisa dikomunikasikan.
"Kan bisa dibicarakan di tingkat pimpinan pusat, kenapa jadi mesti berkoar-koar," ujar Deddy di kantor LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (27/11/2017).
Dia memastikan komunikasi dengan Gerindra masih terus dilakukan. Hanya, untuk beberapa waktu ke belakang, memang diakui Deddy intensitasnya berkurang karena dia tengah berfokus dengan tiga partai pendukungnya, yakni Demokrat, PKS, dan PAN.
"Teruslah saya (komunikasi). Gerindra kan sahabat kita juga. Belum intens lagi (komunikasinya) karena kita fokus ke tiga partai dulu," ungkap dia.
"Karena sudah dapat tiket melangkah ke pilgub. Tapi sambil komunikasi dengan Gerindra, sambil dilakukan," sambung Deddy.
Deddy tidak mau sesumbar yakin ketiga partai tersebut tidak akan mencabut dukungan terhadap dirinya. Ini berkaca dari Gerindra, yang belum genap seminggu mendukung kemudian mencabut kembali.
"Kita kan nggak tahu, jangankan surat dukungan, nyawa saja kita bisa diambil sama Allah. Semuanya bisa terjadi di politik. Kayak kemarin Gerindra dan PKS dukung saya, tiba-tiba Gerindra cabut dukungan, belum seminggu, ya kita nggak perlu marah-marah. Itulah politik," tutur Deddy.
Sebelumnya diberitakan, Ketua DPD Gerindra Jawa Barat mengatakan partainya telah menutup pintu untuk pasangan Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu. Hal tersebut karena tak ada kader Gerindra dari pasangan calon yang diusung Koalisi Zaman Now itu.
"Kalau pasangan itu yang diusung, kan sudah dari jauh hari Gerindra mencabut dukungan itu dan itu tetap seperti sikap semula," tegas Deddy, Jumat (24/11).
"Dari awal parameter Gerindra sangat jelas, kandidat harus kader. Pak Demiz tidak wujudkan komitmennya jadi kader, maka Gerindra akan tetap terbuka untuk menempatkan kader sebagai kandidat," sambungnya. dtc
===
HUKUM
------
Ada Istilah 'Habib' di Sidang Auditor BPK
MedanBisnis - Jakarta - Jaksa pada KPK menampilkan percakapan auditor BPK Choirul Anam dengan gurunya, yakni Habib, pada 2 Juni 2017. Jaksa pun menelisik isi percakapan tersebut.
"Pernah komunikasi dengan Habib?" tanya jaksa saat sidang terdakwa Ali Sadli di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Senin (27/11/2017).
"Guru saya," jawab Anam saat bersaksi dalam sidang.
Lantas jaksa kembali bertanya apakah Habib terkait dengan kasus yang melibatkan auditor BPK Ali Sadli. Jaksa pun menanyakan apa isi pembicaraan dalam percakapan itu.
"Apa kaitannya dengan Ali Sadli? Apa yang Saudara sampaikan?" tanya jaksa.
"Nggak (kaitannya Ali Sadli) ada, Pak. Minta doa untuk semuanya. Soal telepon ya saya telepon guru saya, Pak. Itu konfirmasi saja saya nganter barang, Pak," jawab Anam.
Dalam percakapan itu, jaksa kembali mencecar Anam soal surat pernyataan. Menurut Anam, hal itu untuk mengantarkan uang kepada auditor BPK Rochmadi Saptogiri.
"Iya, waktu itu saya bilang tidak usah. Karena memang saya hanya antar uang ke Pak Rochmadi saja," ucap Anam.
Berikut isi percakapan Anam dengan Habib:
Anam: Eh keluarga itu tadi minta saya buat surat pernyataan gitu, Habib.
Habib: Oh jangan. Ada apa
Anam: Iya
Habib: Jangan, jangan, jangan kecuali kalau ada pertanyaan gini. Jangan, jangan, jangan panik atau kau
Anam: Hem
Habib: Atau kau sama saja ada anu. Nanti bisa konsultasi sama ini, sama siapa Pak Bluzer
Anam: Pak Bluzer. Iya tapi sih
Habib: Iya
Anam: Tadi saya melihat situasi gini Habib
Habib: Heem
Anam: Eh ya gak tahu ya. Saya juga kasihan istrinya kan nangis, Habib . (dtc)