Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi November 2017 sebesar 0,20%. Andil cukup besar berasal dari kenaikan harga kelompok bahan makanan, khususnya beras dan cabai merah.
Secara tahun kalender inflasi mencapai 2,87% dan tahunan menjadi 3,30%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap inflasi di bulan mendatang tidak berasal dari gejolak harga pangan. Untuk itu, perlu dilakukan koordinasi antar kementerian terkait menekan gejolak harga pangan agar target inflasi 4% plus minus 1% bisa tercapai akhir tahun ini.
"Kita tidak berharap bahwa inflasi itu berasal dari faktor yang sifatnya cost plus seperti komoditas. Jadi oleh karena itu, nanti pasti dari Menko dan menteri-menteri terkait terutama yang selama ini telah jaga pangan stabil akan tetap bisa continue sampai tahun depan, terutama jelang tahun baru dan kemudian antisipasi lebaran juga. Jadi saya rasa berbagai program untuk jaga stabilitas harga pangan itu harus dijaga," kata Sri Mulyani dalam acara Bisnis Indonesia Economic Challenges 2018 di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, Senin (4/12/2017).
Terlebih lagi, lanjut Sri Mulyani, belakangan ini terjadi cuaca ekstrem yang ikut mempengaruhi harga komoditas pangan. Sistem distribusi pangan dengan adanya kondisi tersebut diharapkan tidak terpengaruh banyak agar pasokan komoditas pangan selalu mencukupi permintaan dan tidak menimbulkan kenaikan harga.
"Jadi kita akan lihat di musim hujan ini diharapkan jumlah stoknya, maupun konektivitas melalui logistik tetap terjaga sehingga inflasi tidak meningkat. Namun kalau dari sisi jumlah rasanya sudah diantispasi, jadi demand side berdasarkan seasonal rasanya sudah diantisipasi," kata Sri Mulyani. (dtc)