Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Menteri Kesehatan Nila Moeloek menyatakan, stok vaksin difteri pemerintah untuk 2017 cukup. Mereka akan meminta pengadaan vaksin ini dipercepat di 2018.
"Stok vaksin cukup. Tadi kami mendengar laporan ada 3,5 juta file vaksin, di mana 1 file berisi 10 dosis. Jadi kalau dihitung-hitung kita tetap siap, ini untuk 2017," kata Nila.
Pernyataan tersebut disampaikan Nila di RSPI Sulianti Saroso, Jalan Sunter Permai Raya, Jakarta Utara, Senin (11/12).
Terkait adanya outbreak response immunization (ORI) ancaman difteri, Nila menyatakan akan mempercepat pengadaan vaksinnya di 2018 nanti.
"Nanti 2018 kami akan duduk sama Bio Farma kami minta produksinya ditingkatkan atau dipercepat di tahun 2018. Karena pemberian ORI tiga kali. Sekarang, kemudian satu bulan, kemudian enam bulan," jelasnya.
Nila menyebut pemberian vaksin terkait ORI difteri ini dilakukan bertahap, dimulai dari wilayah DKI Jakarta dan diperluas ke Banten dan Jawa Barat serta seluruh Indonesia.
Terkait penanganan terhadap korban terduga difteri, Nila menyatakan rumah sakit di Indonesia umumnya siap. Sebab ruang isolasi yang diperlukan tidak perlu khusus, atau dalam artian bisa disiapkan. Dokter, perawat dan penunggu pasien harus memakai perlengkapan khusus seperti masker agar tidak tertular.
"RSPI Sulianti Saroso punya ruang isolasi yang paling baik di Indonesia. Rumahn sakit yang punya ruang isolasi sudah ada 100 kurang lebih. Tapi rumah sakit biasa pun bisa melakukan isolasi," katanya.
Di RSPI Sulianti Saroso sendiri ada 33 orang yang dirawat di ruang isolasi karena diduga difteri. Sebanyak 22 orang di antaranya merupakan anak-anak usia 1-4 tahun.
"Sampai tanggal 11 pagi kami merawat 33 orang pasien suspect, 22 orang pasien anak dan 11 orang pasien dewasa. Mereka semua masih kita rawat di ruang isolasi," kata Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, dr Rita Rogayah yang mendampingi Nila. (dtc)