Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Washington DC. Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) James Mattis menyatakan analisis terhadap uji coba rudal terbaru Korea Utara (Korut) terus dilanjutkan. Namun Mattis tidak meyakini jika rudal balistik antarbenua (ICBM) buatan Korut mampu mengancam wilayah AS.
"(Rudal Korut) Belum terlihat sebagai ancaman yang serius bagi kita sekarang ... kita masih melakukan analisis forensik," tutur Mattis terhadap wartawan setempat di Pentagon, seperti dilansir Reuters, Sabtu (16/12).
Korut kembali menembakkan rudal balistik buatannya pada 29 November lalu. Dalam pernyataannya, Korut mengklaim pihaknya sukses menguji coba rudal antarbenua jenis baru, Hwasong-15. Korut juga mengklaim rudal jenis baru ini mampu menjangkau wilayah AS di mana pun lokasinya.
Sejumlah pengamat yang berbasis di Korea Selatan (Korsel) maupun AS menyatakan data-data yang tercatat dari uji coba 29 November lalu, mendukung klaim Korut itu. Mattis tidak menjelaskan hal apa yang masih kurang sehingga dia menyebut rudal Korut tidak menjadi ancaman serius.
Beberapa saat lalu, tepatnya sesaat usai uji coba rudal Korut digelar, Mattis mengakui bahwa rudal Korut berhasil meluncur lebih tinggi dari peluncuran sebelumnya. Mattis juga menyebut rudal Korut yang terus dikembangkan pada dasarnya bisa mengancam bagian manapun di dunia ini.
Sejumlah pakar terbelah soal kemampuan rudal Korut untuk mencapai wilayah AS. Beberapa pakar yang berbasis di AS menyebut data dan foto-foto yang ada telah mengkonfirmasi bahwa rudal Korut memiliki cukup kemampuan untuk membawa hulu ledak nuklir ke lokasi mana saja di AS.
Namun sejumlah pakar lainnya, juga para pejabat AS, masih mempertanyakan soal kemampuan 're-entry' rudal-rudal Korut. Re-entry merujuk pada kemampuan rudal atau roket jarak jauh yang telah meluncur ke luar angkasa, untuk kembali masuk ke atmosfer Bumi dengan tetap utuh.
Kecepatan tinggi memicu gesekan dengan atmosfer Bumi yang akan memicu api. Dalam kondisi ini, hulu ledak nuklir yang dibawa rudal atau roket itu berpotensi meledak sebelum mencapai target sesungguhnya. Akurasi rudal Korut juga masih menjadi pertanyaan para pakar.
Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Pertahanan Korsel mengakui bahwa uji coba terbaru menempatkan AS dalam jangkauan rudal Korut. Namun, Korsel meyakini Korut masih perlu menguasai kemampuan 're-entry' dengan sempurna, juga aktivasi hulu ledak.
Beberapa pakar yang berbasis di AS meyakini Korut hanya berjarak 'dua atau tiga uji coba' lagi untuk menyempurnakan operasional rudalnya.(dtc)