Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Bandung. Ridwan Kamil masih unggul dalam urusan elektabilitas dalam survei versi Instart untuk Pilgub Jabar 2018. Namun menariknya ketika dipasangkan, elektabilitas Wali Kota Bandung itu menurun.
Instrat melakukan survei pada tanggal 1-4 Desember 2017 meliputi 189 desa/kelurahan dari 27 kabupaten dan kota di Jabar. Survei ini didapat dari 800 responden yang berusia minimal 17 tahun.
Hasilnya elektabilitas Ridwan Kamil masih unggul yakni 28 persen, kemudian disusul Deddy Mizwar 16 persen, Dedi Mulyadi 13 persen, Puti Guntur 3 persen dan Anton Charliyan 1 persen. Sementara yang belum menentukan jawaban 37 persen.
"Karakter yang diharapkan publik terkait cagub dan cawagub mendatang adalah merakyat 18,9 persen, bersih 13,7 persen dan jujur 12,7 persen," kata Analis Sosial Instrat Adi Nugroho di Hotel De Pavilijon, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, Senin (18/12/2017).
Instrat kemudian melakukan simulasi pasangan calon, hasilnya Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum unggul 21 persen, disusul Deddy Mizwar - Ahmad Syaikhu 14 persen dan Dedi Mulyadi - Anton Charliyan 9 persen. Publik yang belum menjawab cukup besar 53 persen.
"Melihat hasil survei yang ada, terdapat kecenderungan RK mengalami penurunan elektabilitas jika dipasangkan dengan siapa saja. Sedangkan Demiz mengalami kenaikan elektabilitas, kalau dipasangakan dengan Syaikhu. Begitu juga Demul (turun elektabilitasnya)," tutur dia.
Menurutnya penurunan elektabilitas apabila dipasangkan terjadi karena masih minimnya informasi mengenai pasangan tersebut. Selain itu, ekspektasi publik terhadap pendamping Ridwan Kamil juga cukup tinggi.
"Bisa jadi karena masyarakat masih kurang info yang cukup dalam terkait calon yang ada. Ekspektasi masyarakat terhadap cawagub itu cukup tinggi. Ketika ketiadaan info soal cawagub itu, menurunkan ekspektasi publik itu," jelas dia.
Sementara meningkatnya pasangan Demiz - Syaikhu ini tak lepas dari perbedaan basis massa. Sehingga, sambung dia, ketika digabungkan maka basis massa keduanya jumlahnya cukup besar.
"Keliatannya hasil survei masa Demiz- Syaikhu menempati dua massa yang beda. Ketika digabungkan basis masa syaikhu berpindah," kata Adi
Ia menyarankan agar pasangan yang ada sekarang tetap dipertahankan. Hal itu dilakukan agar pesta demokrasi di Jabar ini berlangsung dengan kualitas yang begitu kompetitif.
"Karena jarak antar pasangan tidak terlalu jauh, jadi persaingan semakin ketat," ujar Adi. (dtc)