Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Cirebon. Angin puting beliung merusak 27 rumah di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Tepatnya di dua desa yaitu Desa Beberan, Kecamatan Palimanan dan Desa Cikesal, Kecamatan Gempol.
Tercatat 24 rumah rusak berada di dua blok yaitu Karang Anyar dan Karang Baru, Desa Cikesal. Tiga rumah rusak lainnya di Desa Beberan.
"Angin tersebut berawal di Karang Baru dulu, sebanyak 19 rumah rusak. Kemudian bergeser menuju Karang Anyar, yang rusak hanya lima rumah. Kejadian sekitar jam 15.30 WIB," kata Mandor Desa Cikesal Bunaim saat ditemui di Karang Baru Desa Cikesal, Jumat (22/12/2017).
Bunaim menjelaskan kejadian angin puting beliung di desanya itu merupakan kejadian kedua. Sebelumnya, angin puting beliung sempat menerjang Desa Cikesal pada Desember 2016 silam. "Sama, harinya itu Jumat. Alhamdulilah hanya kerugian materil saja, tak ada korban jiwa. Sekitar 10 rusaknya parah," ucap Bunaim.
Di tempat yang sama, Mistriani (80) salah seorang warga Desa Cikesal, mengaku gemetar melihat puting beliung merusak rumahnya. Bagian belakang rumahnya rusak parah. Saat kejadian, ia berada di depan rumah.
"Di rumah sama anak bungsu saya. Saya gemetar langsung nangis," ujar Mistriani seraya menyeka air matanya.
Namun, Mistriani bersyukur ia dan putri bungsunya selamat dari amukan puting beliung. Dia terpaksa menumpang mandi di rumah tetangganya, karena bagian belakang yaitu dapur dan kamar mandi miliknya rusak diterjang angin puting beliung. "Iya ini mau mandi ke tetangga sebelah saja," ucap Mistriani.
Kordinator Lapangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon Faozan mengatakan selain di Desa Cikesal, angin puting beliung juga mengamuk di Desa Beberan. Sedikitnya tiga rumah di Desa Beberan terkena amukan puting beliung.
"Di sini (Cikesal) ada 24 rumah, di Beberan itu ada tiga, dua rusak parah dan satunya ringan. Tim kami masih melakukan assessment di Cikesal, kemungkinan sampai pagi," kata Faozan.Faozan mengimbau agar masyarakat desa memotong dahan-dahan pohon yang sudah rimbun serta tidak berteduh di bawah pohon. "Warga yang rusak parah rumahnya akan kita mengungsikan terlebih dahulu ke rumah saudaranya atau keluarganya. Kami perlu assessment dulu untuk melihat mana yang parah dan yang tidak di sini," tutur Faozan. (dtc)