Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Damaskus. Evakuasi medis telah dimulai di wilayah Ghouta Timur, salah satu daerah yang dikuasai pemberontak di pinggiran ibu kota Suriah, Damaskus, lapor Palang Merah.
Dalam sebuah cuitan, lembaga kemanusiaan ini mengatakan bahwa pasien yang 'dalam kondisi kritis' dipindahkan dari wilayah Ghouta Timur ke ibu kota.
Pekan lalu, sebuah lembaga amal Inggris mengatakan Presiden Bashar al-Assad mempertimbangkan untuk meminta evakuasi tujuh anak penderita kanker dari wilayah tersebut, yang telah dikepung pemerintah selama empat tahun.
Selain ketujuh anak itu, di sana ada lebih dari 130 anak yang membutuhkan perawatan medis yang mendesak.
Pada Selasa sore, Komisi Internasional Palang Merah menerbitkan foto ambulans yang dikirim untuk memperlancar evakuasi.
Organisasi tersebut tidak memperinci jumlah orang yang akan dipindahkan dari Ghouta Timur.
Bulan Sabit Merah Suriah Arab belakangan mengunggah foto beberapa anak kecil ditemani ibu mereka, mengatakan bahwa mereka akan dibawa ke rumah sakit di Damaskus.
Pekan lalu,Hamish deBretton-Gordon, dari Serikat Organisasi Perawatan dan Bantuan Medis (UOSSM), berkata kepadaBBC bahwa kantor PresidenAssad mengatakan ia akan mempertimbangkan evakuasi anak-anak penderita kanker.
"Kami tahu Assad sedang mempertimbangkannya. Dan kami akan menghubunginya kembali pada Selasa pagi untuk berbicara langsung," kata Bretton-Gordon.
"Dan jika ia memberi lampu hijau, maka rencananya ialah kami berangkat ke Ghouta sesegera mungkin, (untuk) membawa anak-anak itu."
Lembaga kemanusiaan tersebut beroperasi di Ghouta Timur.
Pemerintah Suriah belum memberikan komentar publik terkait perkembangan terbaru ini.
Sebelumnya pada bulan ini, Palang Merah berkata kehidupan di Ghouta Timur menjadi "semakin tidak tertahankan" dan situasi di sana telah mencapai "titik kritis".
PBB berusaha selama berminggu-minggu untuk mengadakan evakuasi medis.
Puluhan warga dilaporkan tewas dalam pengeboman oleh pasukan pemerintah baru-baru ini, dan kelangkaan makanan telah menyebabkan malnutrisi parah.
Ghouta Timur telah ditetapkan sebagai "zona de-eskalasi" oleh Rusia dan Iran, sekutu utama pemerintah, serta Turki, yang mendukung kelompok oposisi. (dtc)