Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan tingkat inflasi pada minggu ke empat Desember 2017 0,61%. Telur ayam hingga angkutan udara disebut menjadi penyebab meningkatnya angka inflasi ini.
Gubernur BI Agus Martowardojo menjelaskan, secara year on year (yoy) inflasi diprediksi di kisaran 3,5%.
Agus mengungkapkan, inflasi minggu keempat memang ada kenaikan dibanding minggu sebelumnya. "Hasil survei minggu keempat Desember inflasi naik jadi 0,61% tapi yoy nya tetap 3,5%. Ada tekanan pada inflasi minggu keempat dibanding," kata dia di Gedung BI, Jakarta, Jumat (29/12).
Dia menjelaskan, tekanan tersebut berasal dari kelompok volatile food seperti daging ayam ras, telur ayam ras, cabai dan beras. Kemudian kelompok angkutan udara juga memberi kontribusi inflasi.
Agus menjelaskan telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait inflasi tersebut. Menurut Agus, angka inflasi ini sudah sejalan dengan target BI yang berada di kisaran 3,5% plus minus 1%.
"Sejalan dengan target kami, saat ini Indonesia berada di era inflasi rendah dan stabil. Karena kita mengarah inflasi 3% plus minus 1% pada 2020," ujarnya. Pada minggu kedua Desember 2017 berdasarkan survei BI terjadi inflasi 0,42%. Secara year on year(yoy) di kisaran 3%.
Periode November yang berada di posisi 0,2% dan secara yoy 3,3%. Inflasi November dari 82 kota IHK, sebanyak 68 kota inflasi dan 14 kota deflasi. Inflasi tertinggi di Bali dan terendah Manokwari. (dtf)