Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Nilai tukar Bitcoin bergerak liar pada 2017. Berdasarkan CoinDesk, Bitstamp, Coinbase, itBit dan Bitfinex, nilai sekeping Bitcoin pada 2017 tercatat sempat melesat ke posisi US$ 19.783 per keping atau setara dengan Rp 267,7 juta (kurs Rp 13.500), namun merosot kembali ke posisi US$ 13.889 per keping atau Rp 187,5 juta.
Ini terjadi sebelum aksi jual dilakukan oleh spekulan. Mengutip CNBC, Rabu (3/1) turunnya nilai tukar Bitcoin tahun lalu disebabkan oleh banyaknya aksi jual dan mulai bergesernya minat pengguna ke mata uang kripto lainnya seperti Ethereum, Ripple dan Litecoin.
Pada 1 Desember, nilai Ripple naik 3% dari seluruh kapitalisasi pasar dari seluruh mata uang kripto yang ada di dunia. Kemudian pada Selasa (2/1) kapitalisasi pasar Ripple naik 14%, kemudian untuk harganya naik 36.000% sejak 2017 dan menduduki urutan kedua cryptocurrency berdasarkan kapitalisasi pasar.
Bitcoin menciptakan pro dan kontra untuk industri keuangan dan bisnis di dunia. Tahun lalu, CEO JP Morgan Jamie Dimon sempat menyebut Bitcoin sebagai alat 'penipuan'. Kemudian seorang editor dari Gartmant Letter menyebut bahwa Bitcoin bisa dijual pada harga di bawah US$ 5000.
Namun ada yang pro terhadap Bitcoin, Direktur firma perdagangan cryptocurrency Octagon Strategy, Dave Chapman menjelaskan harga Bitcoin diprediksi bisa melesat ke posisi US$ 100.000 sebelum akhir 2018.
Pada kapitalisasi pasar Bitcoin tercatat US$ 231,8 miliar atau 36,1% dari seluruh transaksi cryptocurrency di dunia. Namun ini adalah nilai terendah dalam sejarah transaksi Bitcoin.
Bitcoin pernah mencatatkan kapitalisasi terendah yakni 37,6% pada Juni tahun lalu. Namun, juga sempat meningkat hingga lebih dari 80%.(dtf)