Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) mengajukan proyek Light Rail Transit (LRT) di Jabodetabek sepanjang 400 km. Perkiraan nilai proyeknya pun sangat fantastis yakni mencapai Rp 405 triliun.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pun menyambut baik niatan perusahaan yang dipimpin oleh Burhanuddin Bu Maras itu. Namun sejak isu itu ramai diberitakan saham ARTI masih saja tidur di level terendah Rp 50 alias gocap.
Menurut Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta, pelaku pasar masih belum menanggapi positif sentimen tersebut. Jikapun ada menurutnya itu hanya bersifat sementara, sebab proyeknya pun masih berupa rencana.
"Para pelaku pasar lebih mencermati kinerja fundamental perusahaan," tuturnya, Senin (8/1).
Salah satu yang biasa yang dicermati pelaku pasar adalah rasio harga saham terhadap pendapatan alias Price Earning Ratio (PER). Menurut perhitungan Nafan saham ARTI saat ini memiliki valuasi PER yang sangat tinggi yakni 129,31 kali, padahal harga sahamnya hanya Rp 50.
"Para pelaku investor lebih menyukai PER yang rendah mas, yakni 15 kali ke bawah. Itupun juga total dana pengajuan LRT tersebut adalah Rp 405 triliun. Padahal menurut laporan keuangan kuartal III-2017 ARTI memiliki total aset sebesar Rp 2,5 triliun," terangnya.
Oleh karena itu, Nafan tidak merekomendasikan untuk membeli saham ARTI. Meskipun proyek LRT yang diajukan begitu fantastis.
"Secara teknikal, pergerakan chart sangat sulit untuk dibaca karena posisi harga sejak posisi harga ARTI sejak Maret 2017 hingga sekarang konstan di level 50 dan tidak ada pergerakan harga sama sekali. Kesimpulannya, saya tidak merekomendasikan saham ARTI," tukasnya.(dtf)