Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Peternak Ayam mengalami gagal panen hingga para pedagang menjual daging ayam dengan harga yang tinggi.
Daging ayam kini dipatok hingga Rp 40.000/ekor. Menanggapi hal itu, Ketua Umum Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara (PPUN), Sigit Prabowo mengatakan bahwa gagal panen tersebut tidak menyebabkan kerugian yang berarti. Pasalnya, hal tersebut tertutupi dengan harga ayam yang tinggi."Ini karena ditunjang harga yang tinggi mungkin kerugian tipis. Tapi belum tentu untung, kalau pun untung pasti tipis," ucapnya, Selasa (16/1).
Sebagai informasi, pihaknya kini menjual ayam dengan harga Rp 22.000/kg sampai Rp 22.500/kg. Hal tersebut meningkat dibanding biasanya di harga Rp 18.000/kg sampai 18.500/kg.Lebih lanjut, Sigit mengatakan bahwa tingkat gagal panen pada ternak ayam berbeda-beda. Misalnya, pada peternakan dengan kandang yang terbuka tingkat kegagalan bisa lebih tinggi dibandingkan peternakan dengan kandang yang tertutup.Sebab, hal tersebut terkait dengan sirkulasi udara.
Pada kandang yang tertutup udara dinilai akan cenderung stabil."Terutama kandang open atau terbuka kematian ayam infonya sampai 35%. Kalau kandang yang tertutup angka kematiannya hanya 15%-20% karena udara diatur lebih stabil," pungkasnya.Sementara itu, selain kematian, gagal panen pada peternakan juga menyebabkan gangguan pada pertumbuhan ayam. Sehingga menyebabkan tubuh ayam menjadi kerdil dan sulit untuk dijual menjadi daging.
"Kalau gangguan pencernaan sudah kena biasanya penyerapan pakan bisa terganggu. Enggak bisa jadi daging, bisanya (tumbuh) kerdil," tutupnya. (dtf)