Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Ketua DPW PPP versi Djan Faridz, Aswan Jaya meminta DPW PPP Sumut versi Romahurmuziy menghentikan sandiwara politiknya jelang Pilgub Sumut 2018. Semestinya, bila memang tegas menolak, PPP Sumut harus menentukan sikap politiknya.
Aswan Jaya mengatakan, dukungan PPP versi Romahurmuziy ke Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus merupakan perwujudan dari karakter asli PPP itu sendiri. Sebab, PPP Romi sesungguhnya dalam posisi yang merdeka untuk memutuskan pilihan politiknya dalam Pilgub sesuai dengan AD/ART-nya yaitu mencalonkan pasangan yang Islam- Islam.
"PPP Romi tidak dalam situasi tertekan atau ditekan oleh pihak manapun dalam mendukung Djarot - Sihar. Mereka memiliki SK Menkumham dan putusan pengadilan yang terakhir adalah NO. Jadi kesadaran mendukung Djarot - Sihar adalah kesadaran yang merdeka," kata Aswan.
Selain itu, menurutnya, munculnya pasangan Djarot-Sihar bukan sesuatu yang mendadak. Pasangan ini telah dimunculkan beberapa hari sebelum PPP memutuskan untuk mencalonkannya.
Menurut Aswan, bila mereka konsisten dengan prinsipnya harusnya mereka segera masuk dalam koalisi pasangan yang Islam-Islam. Bukan terus bersama bergandengan dengan PDIP yang sudah sejak awal mengusulkan pasangan tersebut.
"Adanya penolakan DPW PPP Sumut versi Romi atas putusan politik pimpinannya, layak untuk mendapatkan apresiasi karena perwujudan dari konsistensi. Namun, bila penolakan tersebut tidak melahirkan sikap politik yang lainnya, maka penolakan itu juga dapat dicurigai sebagai bentuk sandiwara politik," ungkapnya.
Ia menyebutkan, ada dua langkah besar yang selayaknya dilakukan oleh PPP Sumut versi Romi, pertama, segera mendeklarasikan diri secara terbuka untuk mendukung pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (EraMas) karena hanya pasangan inilah satu-satunya yang sesuai dengan AD/ART mereka, yaitu Islam-Islam. Jangan lagi bersembunyi di balik putusan DPP-nya.
Kedua, apa yang terjadi di Hanura selayaknya juga terjadi di PPP Romi, yaitu DPW-DPW PPP versi Romi berkonsolidasi untuk memberhentikan ketua umumnya yang nyata-nyata telah melanggar AD/ART partai mereka. Karena keputusan mencalonkan Djarot -Sihar adalah sebuah pengkhianatan ideologi parta,i karena dilakukan saat diri sedang merdeka.
"Kedua langkah politik ini akan mencerminkan kesungguhan dari sebuah penolakan. Namun bila kedua langkah tak juga dilakukan maka sewajarnya umat curiga bahwa PPP Romi di Sumut sedang bersandiwara. Satu pihak memerankan polisi baik dan pihak yang lain memerankan polisi jahat. Berhentilah untuk bersandiwara," tandasnya.