Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Runtuhnya selasar Tower II membuat PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi sorotan publik beberapa hari ini. Padahal BEI hanya menempati gedung itu, bukan mengelola apalagi memiliki.
Pemberitaan yang begitu masif samapai ketelinga para bursa efek negara lainnya. BEI pun mendapatkan banyak ucapan simpati dari bursa efek negara lainnya yang mengira gedungnya yang runtuh.
"Selama 2 hari BEI jadi top stories di semua media. Walaupun cukup memalukan juga, dan kita dapat simpati dari stock exchange seluruh dunia. Mereka mendengar kabar begitu mengejutkan, mereka mengira gedungnya yang roboh," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (17/1).
Meski begitu, Samsul menegaskan bahwa perdagangan saham berjalan normal bahkan sejak pertama kali kejadian jatuhnya selasar tersebut. Sistem perdagangan juga tetap terhubung dengan 108 perusahaan sekuritas.
Hari ini Tower II Gedung BEI juga sudah bisa dipergunakan kembali. Namun fungsinya masih terbatas.
Menurut pemantauan detikFinance, akses masuk pintu utama Tower II masih ditutupi terpal. Seluruh pegawai diarahkan masuk melalui pintu Tower I.
Jika dilihat dari dalam, lokasi jatuhnya selasar ditutupi oleh papan. Para petugas keamanan juga terlihat melakukan penjagaan.
Menurut keterangan petugas keamanan, para karyawan yang berkantor di Tower II diarahkan menggunakan lift barang yang ada di Tower I. Sebab lift yang ada di Tower II masih belum bisa dipergunakan.
Namun karena keterbatasan lift barang tersebut, para karyawan harus mendaftar terlebih dahulu ke bagian helpdesk pengelola gedung. Akses lift barang itu dibatasi maksimal 15 orang.
Alhasil di lobby Tower I sejak pagi tadi terlihat dipadati para karyawan. Mereka tengah menunggu gilirannya untuk dapat menuju ruang kantornya. (dtf)