Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Hanura kubu 'Ambhara' menyesalkan Oesman Sapta Odang (OSO) yang menampung uang partai ke perusahaan pribadi, OSO Securities. Kubu 'Ambhara' menyebut uang Hanura yang diinvestasikan itu berasal dari mahar pilkada.
"Ini yang jadi problem itu uang masuk dan kemudian disimpan di rekening perusahaan. Ini kan jadi masalah," ujar Wasekjen Hanura Dadang Rusdiana di DPP Hanura, Jl Raya Hankam 69, Bambu Apus, Cipayung Jaktim, Kamis (18/1).
Hanura 'Ambhara' menyebut uang yang dimasukkan ke OSO Securities sebesar Rp 200 miliar. OSO Securities sendiri merupakan milik Oesman Sapta Odang (OSO) yang dipecat oleh Hanura 'Ambhara' sebagai ketum.
Duit parpol itu dijelaskan Dadang terkait Pilkada 2018. Menurutnya, duit parpol yang dimasukkan ke OSO Securities itu gabungan mahar pilkada dari masing-masing calon. Mahar pilkada sendiri merupakan setoran duit calon kepala daerah demi mendapatkan rekomendasi partai.
"Nyalon-nyalon juga harus bayar, ketua DPD nyalon harus bayar. Ya bervariasi. Minimal 1 kursi Rp 350 juta (untuk bupati) kan standar tuh, tapi ini kan lebih. Gubernur Rp 1,3 miliar, Rp 1,25 M," katanya.
"Kita masih memaafkan kalau misalkan ada uang saksi. Artinya uang diterima tapi kemudian dialokasikan misalkan untuk membayar saksi dalam Pilkada, kan balik lagi ke daerah," imbuh Dadang.
Partai Hanura kubu 'Manhattan' mengakui uang partai dimasukkan ke dalam OSO Securities. Namun mereka membantah uang partai digunakan untuk keperluan pribadi sang ketum, Oesman Sapta Odang (OSO).
"Itu dikelola, kebetulan masuk ke OSO Securities karena bisa kami kelola langsung, kalau ke Mandiri Securities juga sebenarnya bisa saja. Tapi saat masuk ke OSO Securities, tak satu sen pun untuk keperluan lain," kata Bendahara Umum Hanura, Zulhanar Usman saat dihubungi. (dtc)