Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Damaskus. Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad mengancam bahwa Angkatan Udara Suriah akan menghancurkan setiap pesawat tempur Turki yang digunakan dalam serangan terhadap negara tersebut.
"Kami mengingatkan bahwa Angkatan Udara Suriah siap untuk menghancurkan target-target udara Turki di langit Suriah," cetus Mekdad kepada para wartawan seperti dikutip kantor berita resmi Suriah, SANA.
"Kami mengingatkan para pemimpin Turki bahwa jika mereka memulai perang di wilayah Afrin, itu akan dipandang sebagai agresi oleh militer Turki terhadap kedaulatan Suriah," imbuhnya seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (19/1).
Ancaman ini disampaikan setelah pemerintah Turki yang menyatakan akan menggempur wilayah Suriah utara untuk menyasar kelompok milisi Kurdi yang bernama Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG). Afrin termasuk di antara wilayah Suriah yang akan digempur Turki.
Pemerintah Turki sejak lama telah menuduh YPG sebagai cabang kelompok Kurdi yang telah dinyatakan terlarang, Partai Pekerja Kurdi (PKK), yang telah melancarkan pemberontakan di Turki sejak tahun 1984.
Sebelumnya, koalisi pimpinan Amerika Serikat yang memerangi ISIS, pada akhir pekan lalu mengumumkan rencana pembentukan pasukan keamanan perbatasan di wilayah Suriah utara. Pasukan tersebut akan terdiri dari 30 ribu orang. Pemerintah Turki langsung memprotes rencana tersebut karena khawatir anggota YPG akan menjadi anggota pasukan tersebut. Pemerintah Amerika Serikat kemudian menyatakan bahwa pihaknya tidak berniat membentuk pasukan penjaga perbatasan.
Pada Senin (15/1) lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Turki akan segera memulai operasi terhadap kota-kota di Suriah yang dikuasai para milisi Kurdi. Erdogan menyebut kota-kota tersebut sebagai sarang teror.
"Besok, atau lusa, atau dalam waktu singkat, kami akan memusnahkan sarang-sarang teror satu persatu di Suriah, yang dimulai dengan Afrin dan Manbij di Suriah utara," ujar Erdogan dalam pidatonya yang disiarkan televisi. (dtc)