Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Anda ingin berternak domba, namun tak ada lahan rerumputan untuk makanan, tak perlu bingung. Pasalnya, tanpa makanan rumput segar, ternak bisa hidup dan sehat, bahkan lebih cepat besar dan berat dibanding makanan rumut segar.
Saat ini sedang dikembangkan peternakan.domba tanpa rumput segar sebagai makanan utama. Para peternak sekarang sudah memanfaatkan rumput kering, seperti batang pohon kedelai yang diracik, ampas sisa pemipilan jagung, kulit ari kedelai dan konsentrat berbahan baku bungkil kedelai, dedak halus, tepung gaplek dari ubi dan garam.mineral sebagai pakanan ternak.
Suhendro (38) contohnya, pengelola usaha keripik cinta dari ubi kayu, yang kini menggeluti peternakan domba disentra usahanya di Titi Kuning, Perumnas Asabri, Desa Air Hitam, Kecamatan Gebang, Langkat. Sedikitnya 150 ekor domba dari jenis Marino, Sapock, Ersip, dan domba lokal diberi pakan kering dan limbah industri kedelai dan jagung.
"Sebanyak 150 ekor domba ini perharinya hanya memerlukan biaya pembelian pakan hanya Rp 50 kg, dengan biaya Rp 150.000, yakni konsentrat dan limbah industri kedelai. Kalau menggunakan pakan rumput segar ini menelan biaya Rp 300.000 per harinya," kata Suhendro saat ditemui di peternakannya di Desa Air Hitam, Sabtu (20/1/2018).
Dijelaskan Suhendro, pertumbuhan domba sanga cepat, bobot akan naik 6 kg per bulan dengan menggunakan pakan kering, dibanding dengan pakan rerumputan basah yang hanya bisa mendongkrak pertumbuhan.bobot 3 kg per bulan. Bobot maksimal untuk domba marino pejantan bisa 120 kg.
Untuk pemasarannya, domba yang dikelolanya bisa mencukupi kebutuhan konsumen. "Untuk hewan domba hakikah yang disembelih saja 60 - 70 ekor per bulan. Ada juga konsumen untuk potong masakan keteringan. Jika permintaan banyak, peternak binaan kita ada 15 kandang bisa memenuhi permintaan konsumen. Masalah harga pasar tergantung usia dan bobot domba," jelas Suhendro.