Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.con-Banda Aceh. Kepala Balai Pengkajian teknologi Pertanian (BPTP) Aceh, Basri A Bakar, mengungkapkan, produksi padi di Pulau Aceh masih sangat rendah dibandingkan dengan luas lahan pertanian yang dimiliki.
“Saat ini luas areal sawah di Pulau Aceh tercatat 313,84 hektar, namun yang ditanami padi hanya sekitar 240 ha saja, dengan rata-rata produksi 3,5 – 4 ton per hektarnya,” jelas Basri, kepada wartawan, Senin (22/01/2018).
Sementara untuk produksi padi di pulau tersebut per tahun hanya mencapai 850 ton. Sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan beras di Pulau Aceh dengan jumlah penduduk yang mencapai 4.150 orang.
Ia menjelaskan, rendahnya produksi padi di Pulau Aceh disebabkan tidak ada saluran irigasi, sehingga petani hanya menanam padi setahun sekali atau mengandalkan tadah hujan.
“Kebanyakan masyarakat di Pulau tersebut lebih memilih untuk pergi melaut, hutan, dari pada bercocok tanam,”ungkap Kepala BPTP Aceh tersebut.
Selain kekurangan air, tambah Basri, di Pulau Aceh juga masih sangat teknologi, khususnya teknologi pertanian. “Kedepan, kita akan mencoba menfasilitas mereka (petani) di bidang pertanian,”katanya.
“Untuk itu, kedepan BPTP Aceh akan memperkenalkan inovasi teknologi budidaya padi dalam rangka meningkatkan produktivitas gabah di daerah tertinggal yang selama ini rata-rata 3,5 – 4,0 ton/ha,”terangnya.
Akibat produksi padi minim, sehingga kebutuhan pokok terutama beras harus di kepulau yang berdekatan dengan Pulau Weh Sabang itu harus didatangkan dari daratan.
Sebelumnya, Bupati Aceh Besar Mawardi Ali mengatakan, sebenarnya Aceh Besar sudah surplus beras terutama di daratan, namun di kepulauan masih perlu sentuhan teknologi dan infrastruktur yang memadai.
Untuk itu, ia berjanji ke depan bersama dengan Badan Litbang Pertanian dan lembaga terkait lainnya akan membangun Pulo Aceh di bidang pertanian. “Bahkan tahun ini saya merencanakan akan melaksanakan Rakorbang tingkat kabupaten di Pulo Aceh,”ujarnya.
Selain padi, katanya, Pulo Aceh cocok ditanam palawija (jagung dan kedelai) dan hortikultura (cabai dan bawang merah), demikian pula pengembangan peternakan terutama sapi lokal.