Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Bandung. Meski jumlahnya menurun, difteri masih ditemukan di sejumlah daerah di Jabar. Sepanjang Januari 2018 ini tercatat 34 kasus difteri yang dilaporkan.
Kepala Seksi Surveilan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar Yus Reno mengatakan dari 34 kasus yang dilaporkan itu tujuh di antaranya dinyatakan positif difteri. Sedangkan satu orang meninggal dunia.
"Untuk Januari 2018 sampai saat ini kita mendapat laporan sebanyak 34 kasus. Tujuh dinyatakan positif, yakni lima di Tasikmalaya, satu di Ciamis meninggal dan satu di Banjar," kata Yus, saat dihubungi, Senin (22/1/2018).
Yus mengungkapkan kasus difteri di Jabar jumlahnya cenderung menurun. Hal itu bisa dilihat dari jumlah kasus yang ditemukan. Bahkan, lanjut dia, dari lima daerah yang menggelar Outbreak Response Imunization Difteri (ORI) terbanyak pada tahun lalu hanya tinggal dua daerah saja yang masih ada kasus difteri.
"Tahun kemarin ORI terbanyak itu dilakukan di Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bekasi, Karawang, Kota Bekasi dan Depok. Tapi dari lima daerah itu hanya dua daerah yang masih ditemukan kasus difteri. Yaitu di Kota Bekasi ada empat dan Kabupaten Karawang ada satu. Tiga daerah lainnya tidak ditemukan," tutur Yus.
Selain itu, tambah dia, saat ini masyarakat sudah banyak yang melakukan imunisasi secara mandiri atau berbayar. Sehingga bisa mencegah penyebaran difteri di Jabar.
"Sekarang (kasus difteri) sudah mulai berkurang karena masyarakat juga banyak yang melakukan imunisasi mandiri," ujar Yus. (dtc)