Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Mulai dari berjalan terburu-buru memasuki mobil, menutupi wajah agar tak dikenali hingga melewati "jalan tikus", berbagai bentuk tindak akal-akalan dilakukan para anggota DPRD Sumatera Utara periode 2009-2014 agar terhindar dari buruan atau sergapan wartawan yang hendak mewawancarai sebelum dan sesudah diperiksa KPK di Mako Brimob Poldasu dalam kasus dugaan suap mantan Gubsu Gator Pujo Nugroho .
Richard Edi Lingga yang diperiksa kemarin (29/1/2018) salah satunya. Politikus Partai Golkar ini berusaha secepat kilat memasuki mobil Chevrolet-nya seketika keluar dari gedung pemeriksaan Mako Brimob, Jalan KH Wahid Hayim, Medan.
Kaca hitam pintu mobilnya langsung dirapatkan hingga tak setitik pun ada celah untuk memfoto wajah atau mengajaknya bicara.
Pun demikian politikus Hanura Elezaro Duha. Kendati sempat terpergok wartawan saat hendak memasuki mobilnya, secepat mungkin dia masuk dan kemudian berangkat. Tak seorangpun pekerja media bisa mewawancarainya.
Berlanjut hari ini, sebelas mantan anggota DPRD Sumut yang akan diperiksa kembali mempraktikkan aksi "kucing-kucingan dengan wartawan. Tujuannya serupa, sedapat mungkin terhindar sehingga lolos dari aksi pengambilan gambar serta wawancara.
Trik mereka di antaranya adalah hadir lebih awal dari jadwal pemeriksaan di Mako Brimob (pukul 09.00 WIB). Dengan demikian para kuli tinta berikut juru kamera kecele.
Yang terbilang "agak cerdas" adalah kiat yang digunakan Fadli Nurzal. Anggota DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan ini sepertinya sudah mengenal situasi di Mako Brimob.
Fadli tiba sekitar pukul 09.00 WIB lebih beberapa menit. Bukan dari pintu belakang atau pintu samping. Melainkan "jalan tikus" yang ditempuhnya. Pintu kecil di bagian belakang gedung pemeriksaan, itulah jalur yang dipilih guna menyelamatkan dirinya.
Masuk dari komplek perumahan atau Asrama Brimob yang persis berada di belakang Mako Brimob, Fadli melintas dari jalan tersebut. Tiba di pintu kecil dia pun kemudian melenggang. Steril dari kerubutan wartawan.
"Sempat tadi aku berpapasan sama dia tapi nggak bisa memfoto karena nggak nyangka dia lewat sini, hanya bicara singkat saja," kata salah seorang wartawan media televisi.
Suka atau tidak wartawan harus mempersiapkan taktik khusus agar tidak "tertipu" para mantan anggota DPRD Sumut yang diperiksa KPK. Jika tidak mau kehilangan momen-momen seksi yang hendak disajikan ke pembaca guna memikat.
Jalur depan, samping dan belakang harus "diduduki". Pintu resmi maupun pintu tikus harus dijaga. Karena, seperti "mengakal-akali" uang suap yang dituduhkan, mereka juga akan mengakal-akali wartawan. Demi menutupi rasa malu.