Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Investasi asing ke Indonesia dinilai masih lebih rendah dibandingkan dengan investasi asing ke negara tetangga seperti Vietnam, Thailand dan India. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan ada sejumlah faktor yang menyebabkan rendahnya investasi di dalam negeri.
BKPM menyebutkan, pertumbuhan investasi di ketiga negara tersebut bisa mencapai 20%-30%. Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong menjelaskan penyebabnya adalah terkait masalah regulasi dan luas Indonesia yang terlalu luas.
Dia bilang ini akan menjadi perhatian BKPM untuk mendorong deregulasi, perbaikan iklim usaha dan BKPM akan menghilangkan izin prinsip tapi membuka pendaftaran investasi.
"Selain itu keluhan lainnya regulasi yang berubah-ubah, tidak stabil dan tumpang tindih. Biasanya antar Kementerian kontradiktif," kata Thomas dalam konferensi pers di Gedung BKPM, Jakarta, Selasa (30/1/2018).
Dia menjelaskan, masalah perpajakan yang saat ini pengurusannya masih rumit juga turut menjadi faktor rendahnya investasi asing ke Indonesia. Lalu tenaga kerja, masalah lahan dan bangunan. Terakhir adalah masalah infrastruktur.
"Kemudian overdominasi dari BUMN kita juga turut mempengaruhi," imbuh dia.
Thomas menjelaskan, untuk mencapai target realisasi ini pemerintah memiliki strategi seperti Peraturan Presiden nomor 91 yang lebih dikenal sebagai paket kebijakan ekonomi 2016 single submission.
Dia mengungkapkan paket kebijakan ini bertujuan untuk mengawal investasi yang masuk ke Indonesia. Menurut Thomas, untuk mencapai target tersebut pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus berkoordinasi dengan baik.
"Sudah sering disinggung, soal tumpang tindih aturan pusat dan daerah dalam meningkatkan realisasi investasi. Harus memiliki harmonisasi dan standar koordinasi yang baik," ujar dia.
Realisasi investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) sepanjang 2017 periode Januari hingga Desember tembus Rp 692,8 triliun atau tumbuh 13,1% dari realisasi tahun 2016 Rp 612,8 triliun. Jumlah ini melampaui target realisasi investasi PMDN dan PMA tahun 2017 sebesar Rp 678,8 triliun. (dtc)