Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Tapteng. Sebulan paska dinyatakan hilang kontak sejak 3 Januari 2018, keluarga ABK KM Mega Top III bingung dan dihantui rasa khawatir dengan nasib keluarganya.
Hingga saat ini tak seorangpun mengetahui keberadaan kapal berikut 28 ABK dan 1 orang tekong kapal pompong tersebut. Kini, anak-anak ABK itu pun sudah mulai merasa kehilangan ayahnya. Disisi lain, biaya kehidupan sehari-hari keluarga ABK juga mulai menipis.
Informasi yang diperoleh, umumnya keluarga ABK KM Mega Top III ini hanya bergantung kepada penghasilan para ABK.
Samsia (35) istri Mohammad Yusri (Kuanca KM Mega Top III) yang tinggal di Kecamatan Tukka, Tapteng, mengaku mulai kesulitan mendapatkan biaya hidup sehari-hari dan biaya sekolah anak-anaknya. Samsia mengatakan putrinya bernama Siti Hawani (3,5) selalu menangis dan terus bertanya tentang keberadaan ayahnya.
“Belakangan ini anak perempuan saya Siti Hawani selalu bertanya-tanya tentang ayahnya. Dimana Ayah, lama kali pulang,” ucap Samsia usai menerima bantuan sembako dari Partai Nasdem Tapteng di Pandan, Jumat (2/2/2018).
Karena keberadaan suaminya belum diketahui, Samsia kini memikul tanggungjawab penuh dalam rumahtangganya.
Samsia mengaku hanya berjualan kecil-kecilan di rumah kontrakannya di Tukka. Penghasilannya tidak cukup menghidupi rumahtangga dan biaya sekolah anak-anaknya.
“Anak saya ada 6 orang, 4 sudah sekolah, dan saya hanya jualan mainan anak-anak di rumah kontrakan,” kata Samsia sambil menangis.
Meski begitu, ia mengaku tetap sabar dan terus berdoa agar suaminya dan seluruh ABK di dalam kapal tersebut dapat ditemukan seraya berharap pemerintah membantu melakukan pencarian KM Mega Top III.
Sampai sekarang, hilangnya KM Mega Top III bersama para awaknya masih menjadi misteri. Upaya pencarian dari berbagai pihak telah dilakukan, namun hingga kini nasib seluruh ABK dan kapal Mega Top III belum diketahui.