Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Setelah menemui Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengunjungi kantor Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia. Kapolri dan pengurus Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia menggelar pertemuan tertutup.
Pantauan detikcom, Rabu (7/2/2018), Tito datang dengan memakai baju koko, celana hitam, dan peci. Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal, Karo Provos Brigjen Refdi Andri, dan Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Roma Hutajulu ikut mendampingi.
Kedatangan Tito disambut Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Muhammad Sidik dan jajarannya di pelataran gedung pertemuan. Tito lantas menyalami satu per satu sambil mengembangkan senyumnya.
Setelah itu, Tito bersama rombongan dan pengurus Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia menuju lantai dua gedung untuk melakukan pertemuan tertutup.
Polri sebelumnya mengatakan akan terus menjalin silaturahmi dengan ormas-ormas Islam. Silaturahmi itu untuk menyelesaikan masalah potongan video pidato Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang beredar soal ormas selain NU-Muhammadiyah.
"Sistem pendinginan ini, ini yang kami tunjukkan bahwa dalam konteks video, kami akan terus silaturahmi dengan semua pihak, terutama ormas-ormas Islam, para ulama, tokoh agama di seluruh Indonesia," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (1/2).
Iqbal menjelaskan Kapolri tak bermaksud menafikan kelompok-kelompok Islam di luar NU dan Muhammadiyah. Pidato Kapolri itu disebutnya tidak memojokkan.
Jenderal Tito pun sudah memberi penjelasan bahwa ada yang memotong pidatonya, soal ormas pendiri negara yang viral terjadi pada 2017 itu. Menurut Tito, pidatonya tersebut berdurasi sekitar 24 menit, tapi dipotong atau diedit menjadi 2 menit dan menyebabkan ada yang salah paham soal isi pidatonya.
Untuk mengklarifikasi hal tersebut, Tito melakukan semacam tur ke ormas-ormas, para ulama, serta para tokoh Islam, di antaranya PBNU, PP Muhammadiyah, Syarikat Islam, Syarikat Islam Indonesia, cendekiawan Islam Din Syamsuddin, pemimpin majelis taklim Al-Afaf Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf, dan ormas lainnya. (dtc)