Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Batal berangkat menunaikan umroh ke tanah suci Mekah, Febry Harahap (27) tak cuma kehilangan uang puluhan juta rupiah. Pekerjaan, paspor dan kartu keluarga miliknya juga ikut melayang.
Semula, Febry yang merupakan lulusan sekolah perawat merupakan tenaga bidan di salah satu RS. Tidak disebutkannya detail RS tempatnya bekerja. Karena alasan umroh, pekerjaan tersebut harus dilepaskannya.
"Kan di Mekah itu nanti dua minggu, persiapan keberangkatan dua minggu. Makanya dia resign, sekarang tidak bekerja lagi," kata Nova (28) yang merupakan kakak Febry menjelaskan kepada medanbisnisdaily.com, Selasa (20/2018).
Febry dan Nova semula hendak berangkat umroh ke Mekah bersama kedua orangtua mereka dengan jadwal penerbangan tanggal 20 Februari (hari ini, Selasa). Namun nasib keberangkatan tersebut kini tak jelas.
Nova menjelaskan, kepada perusahaan travel umroh Abutours yang merupakan milik PT Amanah Bersama Umat, keluarganya telah menyerahkan pembayaran sebesar Rp 64,6 juta. Dibayarkan tunai pada Juni tahun lalu kepada Kepala Cabang Abutours Medan, Anwar.
Abutours yang berpusat di Makassar juga memiliki cabang di sejumlah kota lainnya,seperti Palembang dan Jakarta.
"Uang Rp 64,6 juta itu dari pensiun ibu dan bapak kami. Ibu pensiunan guru, bapak dulu polisi," tegas Nova yang bekerja sebagai wiraswasta.
Kendati sudah mengetahui bahwa Abutours di kota lainnya seperti Makassar bermasalah, Nova tak menyangka hal serupa akan terjadi untuk cabang Medan. Oleh ibunya, dia diminta mengecek setelah menyaksikan penutupan serupa di Kota Palembang melalui televisi. Saat itu pada tanggal 3 Februari.
Kekhwatiran ibunya rupanya benar. Saat bertelepon ke staf Abutours (5/2) yakni Sri Wahyuni atau Ayu, didapatnyalah informasi bahwa Anwar bersama keluarganya yang menetap di kantor Abutours di Jalan Abdullah Lubis No. 38 A/B Medan sudah "melarikan diri".
"Si Ayu itu bilang bahwa si Anwar sudah pergi bersama anak dan istrinya membawa beberapa koper besar," ungkap Nova yang bersama keluarganya berdomisili di Pasar 7 Tembung.
Sejak itu Nova dan Febry berkali-kali mendatangi kantor Abutours. Dimulai pada 8 Februari. Namun apa daya, kantor yang terdiri atas ruko berlantai tiga tersebut sudah tertutup rapat. Hingga enam kali wara-wiri ke kantor tersebut, tak seorangpun staf Abutours pernah hadir mereka jumpai.
Di pintu ruko perusahaan yang terdaftar di Kemenag dengan nomor izin PPIUD/199/2014 tersebut hanya tertera nomor-nomor HP yang dapat dihubungi guna mendapatkan penjelasan.
"Bohong itu, hanya satu nomor yang aktif. Itu pun mengakunya sesama jemaah juga," kata Nova.
Nova dan Febry merupakan dua dari sekitar 1.850 calon jemaah umroh yang tertipu oleh Abutours Medan. Seyogianya, menurut keterangan staf Abutours lainnya Nismawati, pada Januari lalu diberangkatkan umroh ke Mekah sebanyak 1.400 orang. Menyusul kemudian pada Februari 450 orang.
Karena kepada mereka sudah diberikan perlengkapan umroh seperti ikrom, buku panduan umroh, tas tempat pakaian dan aneka kebutuhan lain, sendal dan sebagainya, tidak disangka kalau mereka telah ditipu.
Dengan biaya umroh per orang Rp 18 juta, diperkirakan kerugian jemaah mencapai Rp 26 miliar.
"Keterlaluan, sudah hilang duit, pekerjaan lepas, paspor dan kartu keluarga asli juga ikut dilarikannya," keluh Febry.