Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Beragam respons muncul ketika pemerintah berencana menarik pajak dari jual beli via media sosial (medsos). Wacana ini merupakan lanjutan dari rencana Direktorat Jenderal Pajak yang ingin memajaki marketplace di e-commerce.
Para pelaku usaha via medsos pun ada yang menolak, tapi ada pula yang pasrah. Namun mereka satu suara untuk meminta dukungan dari pemerintah.
Gilang, pemilik Kepiting Nyinyir misalnya mengaku tak masalah jika itu sudah menjadi kebijakan pemerintah. Namun dia berharap pemerintah bisa menyediakan jaringan internet yang lebih prima dan terjangkau bagi masyarakat yang menjadi pangsa pasarnya.
"Ya siapa tahu dengan begitu fasilitas internet lebih murah. Atau jangkauan jualan kita lebih mudah," katanya, Rabu (21/2).
Sementara Ilham Pinastiko, pemilik dari jam tangan kayu Pala Nusantara berharap pemerintah bisa menyediakan infrastruktur internet yang menyeluruh di Indonesia. Meskipun, dia tetap berharap ada insentif fiskal diberikan bagi penjual online via medsos yang rata-rata merupakan UKM.
"Pemerintah saya harapkan bisa bantu UKM di infrastruktur saja. Tapi secara tidak langsung mereka mempersulit kami. Di China kenapa industrinya berkembang, karena pemerintahnya sendiri membebaskan UKM dari pajak," tuturnya.
Sedangkan pemilik brand kaos Yajugaya, Randhy Pasetya mengaku akan mematuhi peraturan perpajakan yang ada. Namun sebagai daya tariknya, pemerintah tetap harus memberikan insentif apapun bentuknya.
"Insentif sebagai daya tarik peraturan itu diperlukan," tuturnya.(dtf)