Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Denpasar. PDIP resmi akan mengusung Jokowi di Pilpres 2019. Lantas siapa cawapres yang disorongkan PDIP?
"Bertahap, yang penting PDIP melalui ibu Megawati sudah merespon harapan publik. Ini semacam pengukuhan kembali mengingat pda 14 maret 2014 Ibu Ketua Umum telah menetapkan Pak Jokowi saat itu sebagai capres dan ini sesuai tradisi mendorong kader melalui proses kaderisasi kepemimpinan di internal partai," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kepada wartawan di arena Rakernas PDIP di Hotel Ina Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Jumat (23/2/2018).
Untuk cawapres pendamping Jokowi, menurut Hasto, akan diputuskan setelah melihat dinamika politik nasional. PDIP saat akan membangun dialog dengan parpol lain sebelum memutuskan.
"Untuk mengusung kepemimpinan yang selalu turun ke bawah yaitu kepemimpinan Pak Jokowi," kata Hasto.
"Yang jadi cawapres tentu harus melalui dialog bersama. Harus bisa bekerja sama dengan Pak Jokowi dan tentu aspek konfigurasi politik nasional yang memperhatikan aspirasi rakyat," imbuh Hasto.
Parpol koalisi pendukung Jokowi boleh saja mengusulkan cawapres pendamping Jokowi. Namun PDIP tak mau tergesa-gesa.
"Terlebih kongres telah memberikan mandat kepada Ibu Megawati. Mereka boleh saja mengusulkan karena itu hak demokrasi. Tapi bagi PDIP kami tidak akan tergesa-gesa. Terlebih kongres telah memberikan mandat pada ibu Megawati. Siapa yang kira-kira nanti mendampingi Pak Jokowi akan terus dicermati," kata Hasto.
Soal kriteria cawapres Jokowi, PDIP tak mau terjebak pada aspek Jawa atau non Jawa. PDIP ingin memperkuat kepemimpinan Jokowi dengan terus membumikan Pancasila.
Lantas bagaimana dengan isu santer Puan Maharani dan Budi Gunawan yang disorongkan PDIP sebagai cawapres pendamping Jokowi?
"Seluruh aspirasi kan namanya demokrasi yang terbuka, demokrasi setelah sekian lama kita dalam pemeintahan yang otoriter tentu harus kita lihat ini sebagai bagian dari dinamika di masyarakat. Nama-nama yang disebut tentu saja akan terus menerus diicermati tapi kepemimpinan Ibu Mega akan menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya. Ketika ibu Megawati ambil keputusan tentu melalui proses kontemplasi untuk menentukan pemimpin mana yang terbaik," pungkasnya. (dtc)