Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan Pengamat ekonomi, Gunawan Benjamin, mengatakan, meski sejauh ini harga kebutuhan sayur mayur/bumbu dapur belum terdampak (naik) akibat erupsi Gunung Sinabung, tetap diperlukan upaya antisipasi. Di antaranya dengan melakukan pemetaan areal pangan, berapa luas arel tanaman yang gagal panen, yang dipanen lebih dini, serta tanaman apa saja.
"Meski harga stabil, saya katakan ini belum, bukan tidak. Artinya, masih akan ada potensi kenaikan. Sejauh ini, harga kebutuhan pangan dari Kabupaten Karo terpantau stabil," ujarnya, Selasa (27/2/2018).
Bahkan harga cabai merah pada hari ini mengalami penurunan dari posisi Rp 40.000 menjadi Rp 36. 000 per kg.
Disebutkannya, dampak dari erupsi ini menyebabkan rusaknya tanaman petani, yang memungkinkan untuk dipanen dini. Ini akan membuat petani menyelamatkan tanamannya dengan memanen lebih dini sehingga harga kebutuhan masyarakat justru bisa turun.
Walau demikian, kondisi tersebut sebenarnya bukan kondisi yang berlanjut. Tetap saja ada risiko kenaikan harga nantinya. Sejauh ini, setelah 3 hari erupsi besar Sinabung, harga pangan masih terpantau stabil.
"Akan tetapi bukan jaminan kita bisa menyimpulkan bahwa harga tidak akan naik. Dalam jangka pendek harga memang terpantau stabil. Tapi bagaimana nanti?. Mengacu kepada kerusakan akibat erupsi Sinabung yang merusk areal tanaman sekitar 30 ribuan Ha, maka ada ancaman di situ. Luas areal tanaman sebesar itu tentu sangat signifikan dalam menyediakan kebutuhan pangan masyarakat. Kalau pangan saat ini harganya stabil. Maka lahan yang terkena imbas erupsi tersebut akan memberikan dampak kenaikan harga itu nanti, "bebernya.
Arel tanaman yang gagal panen memang tidak akan mempengaruhi harga saat sekarang. Tetapi sangat berpotensi memicu kenaikan harga nantinya. Kapan?, menyesuaikan jadwal panen tanaman itu sendiri. Kalau seandainya tanaman pangan tersebut dipanen 2 minggu lagi, namun gagal karena erupsi, maka seharusnya bersiap dengan merencanakan upaya stabilisasi dalam dua pekan mendatang.
"Saya menilainya seperti itu. Melihat kondisi ini, kita tidak bisa berpangku tangan dengan tidak melakukan apa-apa dikarenakan harga stabil sejauh ini. Sebaiknya kita petakan, berapa luas arel tanaman yang gagal panen, yang dipanen lebih dini, serta tanaman apa saja. Jika datanya bisa didapatkan secara akurat, maka kita harus segera menyiapkan segala instrumen untuk menstabilkannya," ujarnya.