Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Petani tomat di Kabupaten Simalungun,Sumatera Utara, khususnya di sentra produksi palawija, seperti di kecamatan Pamatang Silimakuta,Silimakuta,Raya dan Purba mengalami kerugian besar akibat anljoknya harga selama 3 bulan belakangan ini.
Salah seorang petani di Desa Saribudolok, Kecamatan Silimakuta, Makmur Purba kepada medanbisnisdaily.com,Jumat (9/3/2018) mengatakan, saat ini harga tomat di tingkat petani hanya Rp 2.000/kg, padahal sebelumnya bisa mencapai Rp 3.000 hingga Rp 4.000/kg.
Dengan kondisi harga tersebut, menurut Makmur, biaya produksi yang dikeluarkan tidak sesuai dengan hasil penjualan yang diperoleh.
“Harga tomat yang anjlok sudah 3 bulan ini membuat petani mengalami kerugian yang cukup besar. Rata-rata untuk luas areal satu rante petani rugi Rp 1,5 juta, namun harus tetap dipanen untuk memperkecil kerugian,” sebut Makmur.
Anjloknya harga tomat menurut Makmur biasanya disebabkan panen yang serentak di sejumlah sentra produksi tomat, seperti di kecamatan Pematang Silimakuta dan Silimakuta serta Purba,sehingga harga tomat murah di tingkat petani.
Makmur khawatir harga tomat terus semakin anjlok seperti pernah terjadi 3 tahun lalu, di mana harga jual di tingkat petani berada di titik terendah mencapai Rp 700/kg,yang membuat petani membiarkan tanaman tomat yang siap panen busuk di ladangnya.
Petani tomat di Kabupaten Simalungun berharap,harga tomat bisa naik minimal mencapai harga Rp 3.000/kg ,sehingga petani tidak mengalami kerugian yang cukup besar dalam waktu lama.
Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Pemkab Simalungun, Jan Posman Purba, mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan penyebab anjloknya harga tomat saat ini, sementara produksinya juga minim.
“Kalau masalah anjloknya harga tomat saat ini belum dapat dipastikan penyebabnya, padahal produksi tidak melimpah. Karena saat musim kemarau petani memang tidak bisa menanam tomat,” kata Jan.