Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kepala Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sumatera Utara (Sumut), Ramadhan mengakui, bahwasanya trend kasus HIV/AIDS pada kaum perempuan cenderung meningkatkan. Namun ujar dia, penular utama bagi kaum hawa tersebut justru terjadi akibat terdampak dari suami mereka.
"Umumnya terjadi peningkatan kasus HIV/AIDS untuk perempuan. Tapi kasusnya selama ini mereka hanya sebagai terdampak (korban), bukan akibat dari perilaku langsung mereka sendiri," ungkapnya kepada medanbisnisdaily.com, Jumat (9/3/2018).
Terdampak ini, jelas Ramadhan, dalam artian bahwa suami merekalah yang membawa virus tersebut. Hal itu umumnya berlangsung pada lelaki yang berprilaku, sehingga tanpa sengaja membawa penyakit HIV/AIDS kerumah tangganya.
"Malah kalau PSK sebenarnya kecil kasusnya. Kasus yang besar karena terbawa perilaku suami. Itu pola yang ada selama ini," jelasnya.
Begitupun pada anak, sambung Ramadhan, penularannya biasa terjadi akibat proses kelahiran. Hal itu terjadi secara otomatis, apabila ibunya telah positif tertular HIV/AIDS.
Sebab, tambah Ramadhan, para suami umumnya tidak pernah mau untuk memeriksakan dirinya ke pelayanan kesehatan guna mencari tahu apakah dirinya telah mengidap HIV/AIDS atau tidak. Selain itu, meskipun ada yang sudah mengetahui jika dirinya tertular, suami juga merasa gengsi untuk memberitahukan kondisinya kepada istrinya.
"Akhirnya si istri yang terinfeksi. Mereka pun menjadi korban dark perilaku suami sendiri," pungkasnya.
Terpisah, Prorgram Manager Medan Plus Priasih mengatakan, berdasarkan data yang mereka miliki dari Dinas Kesehatan Sumut hingga Juli 2017 terdapat terdapat sebanyak 874 orang perempuan yang menderita HIV. Sedangkan untuk AIDS, ada terdapat sebanyak 1.068 orang perempuan.
"Sementara untuk anak perempuan yang kami dampingi ada sebangak 49 orang, yakni pada usia 2-13 tahun," tuturnya.
Karenanya, Priasih berharap, agar kaum perempuan dapat lebih meningkatkan kesadarannya pada kesehatan. Apalagi kasusnya yang menimpa perempuan cenderung meningkat.
"Agar perempuan tidak terlambat untuk mengetahui statusnya, serta bisa segera melakukan pengobatan jika sudah HIV positif. Karena perempuan lebih condong untuk mengalah dari segi apa pun, sehingga perawatan dan pengobatan sering terlambat," tandasnya.