Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Damaskus. Gempuran udara di Ghouta Timur, Suriah masih berlanjut. Di tengah gempuran itu, bantuan kemanusiaan yang membawa suplai makanan berhasil memasuki wilayah yang terus digempur rezim Presiden Bashar-al-Assad itu.
Gempuran udara rezim Assad terhadap Ghouta Timur yang masih dikuasai pemberontak terus berlangsung sejak 18 Februari. Sejauh ini, nyaris 950 warga sipil tewas dalam gempuran yang dikritik dunia ini. Sekjen PBB Antonio Guterres menyebut situasi Ghouta Timur seperti 'neraka di bumi'.
Suriah dan sekutu utamanya, Rusia, kompak menyatakan gempuran udara itu diperlukan untuk menghentikan aksi pemberontak mengebom wilayah sekitar Damaskus. Rezim Suriah menargetkan untuk mengusir pemberontak dari Ghouta Timur, yang menjadi tempat tinggal 400 ribu warga sipil.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Sabtu (10/3), penyaluran bantuan kemanusiaan berupa suplai makanan berhasil dibawa masuk ke Douma, Ghouta Timur pada Jumat (9/3) waktu setempat. Penyaluran ini dilakukan sejumlah organisasi kemanusiaan, seperti Komisi Palang Merah Internasional (ICRC), Komisi Bulan Sabit Merah Arab Suriah dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Suplai makanan ini seharusnya disalurkan pada Senin (5/3) lalu, bersama konvoi bantuan medis. Namun gempuran yang terus berlangsung memaksa konvoi untuk meninggalkan Ghouta Timur tanpa menurunkan seluruh muatan bantuan kemanusiaannya.
Dituturkan ICRC bahwa sebanyak 13 truk telah menyalurkan 2.400 paket makanan. Jumlah sebanyak ini diklaim bisa menyokong kehidupan 12 ribu orang selama satu bulan. Sebanyak 3.248 karung tepung gandum juga telah disalurkan kepada warga di Douma, Ghouta Timur.
Kebanyakan warga Ghouta Timur bersembunyi di ruangan bawah tanah saat gempuran udara berlangsung. Mereka tidak bisa pergi keluar untuk mencari makanan dan minuman. Semakin hari kehidupan mereka semakin sulit.
Koordinator kemanusiaan PBB di Suriah, Ali al-Zaatari, menuturkan bahwa bantuan kemanusiaan itu disalurkan saat gempuran terus berlangsung dengan pengawalan tentara Rusia di Suriah. Helikopter dan pesawat tempur rezim Suriah terus menargetkan area di luar Douma saat bantuan disalurkan.
Sementara itu, salah satu kelompok pemberontak di Ghouta Timur, Jaish al-Islam, sepakat untuk mengevakuasi para petempurnya yang ditahan di penjara di Ghouta Timur. Keputusan ini diambil dalam konsultasi dengan delegasi yang memasuki Ghouta Timur bersama konvoi bantuan PBB.
Tayangan televisi nasional Suriah menunjukkan satu bus yang membawa 13 orang yang disebut sebagai 'petempur' dan keluarga mereka, bergerak keluar melalui pos pemeriksaan Al-Wafideen. Sebanyak 13 orang itu merupakan kloter petempur pertama yang dievakuasi. (dtc)