Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Politikus PDIP Pramono Anung menepis menerima uang USD 500 ribu dari proyek e-KTP. Pramono siap dikonfrontasi terkait hal tersbeut.
"Maka demikian karena menyangkut integritas, saya sebagai orang yang panjang dalam karier politik, saya siap dikonfrontasi dengan siapa saja, di mana saja, kapan saja, monggo-monggo saja," ujar Pramono di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (22/3).
Pramono juga siap dikonfrontasi di persidangan. Ia menuding bahwa terdakwa kasus e-KTP Setya Novanto tengah berupaya meringankan hukumannya.
"Monggo saja. Sekali lagi, Kalau Pak Nov mau dapat JC, jangan sebut nama yang bapak pikir bisa ringankan bapak," sebutnya.
Pramono menyatakan pernah bertemu dengan Novanto saat di Solo. Namun Pramono tak menggubrisnya.
"Saya yakin bukan meringankan. Terus terang Pak Nov minta tolong pada saya, termasuk yang di Solo sebenarnya nggak ada urusan yang dilakukan Pak Nov agar ketika dia kirim surat untuk minta pemeriksaannya dapat izin presiden, saya tidak jawab," kata dia.
Sebelumnya, Novanto menyebut adanya aliran uang proyek e-KTP ke Puan Maharani dan Pramono. Masing-masing disebut menerima USD 500 ribu.
Uang tersebut diberikan oleh Made Oka yang merupakan orang kepercayaan Novanto. Puan saat itu berstatus Ketua F-PDIP dan Pramono Wakil Ketua DPR dari F-PDIP.
"Oka menyampaikan dia menyerahkan uang ke dewan, saya tanya 'wah untuk siapa'. Disebutlah tidak mengurangi rasa hormat, saya minta maaf, waktu itu ada Andi untuk Puan Maharani 500 ribu dan Pramono 500 ribu dolar," ujar Novanto ketika menjalani pemeriksaan sebagai terdakwa kasus korupsi proyek e-KTP dalam sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat. (dtc)