Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab kini mulai diomongkan untuk maju di Pilpres 2019. Sebenarnya nama Rizieq sudah disebut di dua Pilpres terdahulu.
Pria kelahiran 24 Agustus 1965 itu sudah eksis di perbincangan politik nasional lewat sepak terjangnya di FPI. Seolah-olah FPI selalu identik dengan Rizieq. Pada Musyawarah Nasional III tahun 2013, Habib bahkan dikukuhkan menjadi Imam Besar FPI seumur hidup.
Aksi-aksi bela Islam pada 2016 semakin menguatkan citra Habib Rizieq sebagai pemimpin massa ormas Islam. Aksi itu dilatarbelakangi isu penistaan agama oleh Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama. Aksi digelar berjilid-jilid dengan kode angka seturut kalender, yakni 411, 212, dan 1212, bahkan juga seterusnya.
Aksi-aksi itu juga diikuti oleh para politikus parpol, sebut saja dari PAN ada Amien Rais, dari Partai Gerindra ada Fadli Zon, dan dari PKS ada Fahri Hamzah. Di pengujung Desember 2017, Kongres 212 digelar dan menyatakan Habib Rizieq Syihab sebagai Imam Besar Umat Islam Indonesia.
Akhirnya, kini Habib Rizieq mulai diwacanakan maju sebagai calon presiden di Pilpres 2019. Wacana serupa ini sudah muncul pada suasana jelang Pilpres 2009 dan Pilpres 2014.
Jelang Pilpres 2009
Panitia Persiapan Kepemimpinan nasional (PPKN) meluncurkan 10 capres 2009. Lewat pernyataan di Kantor PP Gerkaan Pemuda Islam di Menteng, Jakarta Pusat pada 5 Juli 2007 lampau, pendiri PPKN Fauzan Al Anshori menyatakan Rizieq masuk menjadi salah satu capres yang mereka dukung.
Selain Rizieq, ada Abu Bakar Ba'asyir, Ketua MPR saat itu yakni Hidayat Nur Wahid, Ketua FUI Athian Ali M Da'i, Presiden Syarikat islam Ohan Sujana, Dewan Syuro PBB Fuad Amsyari, Dewan Syariah NAD Alyasa, tokoh HTI Abdurrahman, dan anggota ICMI Ahmad Muflih Saefuddin.
"Mereka kami ajukan sebagai capres dengan alasan untuk menegakkan syariat Islam," kata Fauzan Al Anshori kala itu. Dia mengklain sat itu sudah ada dua partai Islam yang mendukungnya.
Jelang Pilpres 2014
Kali ini Rizieq sendiri yang mengaku didorong sejumlah kalangan umat Islam untuk maju ke Pilpres 2014. Namun Rizieq memilih untuk tetap mengurus FPI ketimbang maju ke Pemilu.
"Jadi kalau umat Islam ingin mendorong, itu hak mereka. Adapun saya belum pernah berfikir untuk menjadi capres, duduk di pemerintahan, atau anggota dewan. Saya masih enjoy menjadi pimpinan organisasi sosial," kata Rizieq kepada wartawan di markas Besar FPI, Jl Petamburan III, Jakarta, 25 Agustus 2013.
Meski menyatakan lebih memilih aktif di FPI ketimbang maju menjadi capres, namun Rizieq menyatakan tidak menolak dorongan itu. Dia hanya tak ingin sembarangan menyikapi dorongan politik itu.
"Saya bukan dalam posisi menerima atau menolak. Tapi kita tidak boleh sembarangan. Namun saya lebih enjoy untuk amar maruf nahi mungkar lewat organisasi, sebagai kekuatan penyeimbang," kata Rizieq saat itu.
Jelang Pilpres 2019
Sekarang untuk ketiga kalinya, Rizieq diperbincangkan jelang Pilpres. Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) Slamet Maarif mengatakan Habib Rizieq bisa saja maju Pilpres 2019. Namun ada kondisi yang harus dipenuhi sebelum itu.
"Insyaallah jika diminta ulama dan umat (Habib Rizieq siap maju Pilpres 2019)," kata Slamet melalui WhatsApp, Sabtu (24/3/2018).
Meski demikian, Slamet mengatakan kriteria calon pemimpin RI dari 4 parpol itu akan ditentukan oleh musyawarah ulama dan tokoh Aksi Bela Islam 212. Dia berharap Gerindra cs dapat mendengarkan arahan Habib Rizieq.
Sayangnya Gerindra malah menegaskan Prabowo Subianto adalah capres harga mati. PKS menilai Rizieq lebih tepat sebagai penjaga calon ketimbang maju sebagai capres. PAN menyerahkan penilaian kepada masyarakat. Adapun PBB bersikukuh jagokan Yusril Ihza Mahendra.
Sudah tiga kali Rizieq diwacanakan untuk menjadi capres. Akankah yang ketiga ini dia benar-benar menjadi capres? (dtc)