Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia melakukan pengujian navigasi Bandar udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Pengujian ini menggunakan pesawat kalibrasi PK CAP Beechcratf King Air B350-i. AirNav menguji enam prosedur instrumen peralatan navigasi di Bandara Kertajati mulai Kamis lalu (29/3).
Manajer Humas Airnav Indonesia Yohanes Sirait menjelaskan AirNav telah menyiapkan konsep operasi pengaturan penggunaan ruang udara di atas Bandara Kertajati. Pengaturan ini guna pemberian pelayanan navigasi penerbangan yang posisi ruang udaranya berada di dalam Flight Information Region (FIR) Jakarta dan berdekatan dengan ruang udara Control Zone (CTR) Bandara Husein Sastranegara Bandung dan Control Zone (CTR) Bandara Cakrabhuana Cirebon.
"Pesawat milik Kementerian Perhubungan ini digunakan untuk memastikan tingkat akurasi semua peralatan dan prosedur navigasi Bandara Kertajati yang telah disiapkan AirNav dalam pengoperasian layanan navigasi penerbangan di bandara internasional tersebut," kata Yohanes saat dihubungi Jakarta, Jumat (30/3).
Dalam uji coba tersebut, pesawat kalibrasi lepas landas dari Bandara Husein dalam keterangan tertulis di Sastranegara Bandung dengan komunikasi dari Air Traffic Control (ATC) pada pukul 08.56 WIB. Waktu tempuh pesawat 20 menit untuk sampai di Bandara Kertajati.
Sebelum mendarat, pesawat berkapasitas 6 orang ini berkomunikasi dengan ATC meminta izin untuk menguji terlebih dahulu apabila ada keadaan darurat dan mewajibkan pesawat untuk tinggal landas kembali (go around) pada pukul 09.16 WIB. Setelah melakukan uji coba tersebut, baru lah pada pukul 09.21 pesawat mendarat dengan sempurna di Bandara Kertajati. Pendaratan tersebut tidak dilakukan hanya sekali, penerbangan kembali dilakukan untuk melakukan mengecek peralatan.
Yohanes mengatakan, prosedur navigasi Bandara Kertajati berbasis satelit yang disebut PBN (Performance Based Navigation). Peralatan yang dipastikan akurasinya adalah jangkauan radio komunikasi dan peralatan pemandu pendaratan. Sedangkan prosedur PBN yang diujicoba adalah prosedur kedatangan (STAR), keberangkatan (IAP) dan kegagalan pendekatan (missed approach).
Sebagai cadangan, sistem navigasi konvensional seperti Doppler VHF Omnidirectional Range (DVOR), Instrumen Landing System (ILS), dan peralatan pendukung lainnya juga akan disiapkan oleh AirNav Indonesia.
"Kemarin sudah selesai, kita akan lanjutkan lagi proses validasi Jumat pagi sampai siang, NOTAM sudah kita terbitkan," kata Yohanes. (dtc)