Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk berencana melakukan ekspansi ke wisata perikanan di Sumatera Utara (Sumut) dalam waktu dekat. Ekspansi ini dilakukan untuk mendukung Danau Toba menjadi pariwisata dunia. Selain itu, potensi perikanan di Sumut yang terbilang meyakinkan.
"Potensi perikanan di Sumut bisa mencapai Rp 2,1 triliun dalam setahun. Ini salah satu sasaran kami mengarah ke pariwisata dan perikanan. Kuliner jadi perhatian kami," kata Head Of Government Relation PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk Fitri Nursanti saat berkunjung ke MedanBisnis, Jumat (6/4/2018).
Saat itu ia berkunjung bersama Government Relation Manager Andhi Trapsilo, Head of Aqua Feed Feed Khamizul Harahap Head of Aqua Feed Feed, dan Accounting Poultry Feed Hwa Tjian. Kunjungan dari jajaran perusahaan yang awalnya memproduksi kopra, pelet itu disambut oleh Pemimpin Redaksi Harian MedanBisnis Bersihar Lubis dan Redaktur Pelaksana Nurhalim Tanjung di Kantor MedanBisnis, Jalan S Parman.
Dalam perbincangan hangat, Fitri Nursanti menceritakan, perusahaan tersebut sudah berdiri sejak 1971 meliputi bidang pengolahan segala macam bahan untuk pembuatan/produksi bahan makanan hewan, kopra dan bahan lain yang mengandung minyak nabati, gaplek, pembibitan, peternakan ayam dan usaha peternakan lainnya. Selain itu adapula meliputi budidaya seluruh jenis peternakan, perunggasan, perikanan dan usaha lain yang terkait, dan menjalankan perdagangan dalam dan luar negeri dari bahan serta hasil produksi. Jumlah tenaga kerjanya sudah mencapai 1.791 orang.
Perusahaan tersebut memproduksi pakan ternak (Comfeed dan Benefeed), produk daging ayam segar (Best Chicken dan Tora-Tora), daging (Tokusen Wagyu Beef) dan produk vaksin (Vaqsimune).
"Saat ini produksi ikan dari Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Toba mencapai 2.000-an ton pada 2016. Angka ini turun dibanding tahun 2015 yang mencapai 4.000-an ton. Untuk di Sumut, ada budidaya ikan, letaknya di Simalungun, Haranggaol. Dari tiga izin yang diusulkan, kita masih fokus satu tempat saja dulu," terangnya.
Dia mengatakan penurunan produksi itu bukan karena adanya pembatasan KJA di Danau Toba, melainkan sedang melakukan pembenahan secara internal. Ia menyontohkan seperti menciptakan teknologi pakan yang ramah lingkungan.
Dari produksi ikan itu, katanya, 100% ikan dipasarkan ke Amerika Serikat. Untuk ke depannya pihaknya akan menargetkan pengembangan bisnis seiring adanya pembatasan KJA di Danau Toba. "Kemarin kita kedatangan buyer dari Malaysia dan Jepang. Kedatangan mereka kita sambut dengan berwisata kuliner di atas sampan. Makan di atas perahu terapung sambil melihat keindahan Danau Toba," ucapnya.
Sebelumnya, Pemimpin Redaksi Harian MedanBisnis Bersihar Lubis mengusulkan pengembangan bisnis bisa dilakukan dengan menggandeng masyarakat setempat. Semisal, kata Bersihar, JAPFA akan mengembangkan usaha di bidang kuliner. "Bisa saja JAPFA bermitra dengan pedagang yang memiliki warung-warung setempat atau JAPFA mempunya rumah makan sendiri yang berkonsep terapung," usul Bersihar.
Dengan demikian, JAFPA bukan hanya mengedepankan industri pakan dan budidaya ikan tawar yang ramah lingkungan tapi juga mendukung majunya industri pariwisata dan sektor ekonomi daerah itu.