Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Amerika Serikat menuding Rusia menghalang-halangi inspektur dari Organisasi Pelarangan Senjata Kimia atau Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW) masuk ke Douma, Suriah. Padahal tujuan mereka ke Douma adalah mencari fakta terkait dugaan serangan senjata kimia oleh rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad terhadap warga sipil.
Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R Donovan Jr mengatakan, pelarangan ini menunjukkan bahwa memang Rusia mendukung rezim Bashar al-Assad yang mengabaikan keselamatan warganya sendiri.
"Rusia tidak mengizinkan inspektur dari OPCW masuk ke Douma. Dan kami cemaskan bahwa mereka (Rusia dan Suriah) sudah menghilangkan bukti-bukti penggunaan bahan-bahan kimia di sana," kata Joseph R Donovan Jr saat ramah-tamah dengan wartawan di kediaman dinas Dubes AS di Taman Suropati Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (17/4).
Namun dia mengingatkan bahwa sudah banyak bukti berupa video dan foto-foto yang menunjukkan adanya penderitaan warga Douma akibat serangan senjata kimia. Selain foto dan video, ada pula kesaksian dari ahli-ahli kedokteran yang terjun langsung ke lapangan.
"Seperti foto yang menunjukkan warga yang mulutnya berbusa dan video yang menunjukkan secara jelas adanya penggunaan senjata kimia di tubuh mereka. Dan juga ada ahli-ahli kedokteran di lapangan yang merawat pasien yang menunjukkan bahwa mereka (pasien) baru saja terpapar gas sarin," kata Donovan.
Donovan mengklaim, saat terjadinya serangan kimia, ada helikopter milik angkatan bersenjata Rusia yang terbang di atas Douma. Dari atas helikopter inilah diduga dijatuhkan senjata bom kimia untuk menyerang warga sipil. "Jadi semua ini menunjukkan bahwa insiden ini bukanlah fake news. ini serangan senjata kimia oleh Suriah terhadap masyarakat sendiri," imbuh Dubes AS tersebut.
Pada Senin (16/4) kemarin, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab menyerukan dilakukannya penyelidikan internasional terhadap dugaan penggunaan senjata kimia di Suriah. KTT Liga Arab juga mengecam Iran yang dianggap melakukan intervensi terhadap urusan dalam negeri negara lain, seperti dalam konflik Suriah.
"Kami menekankan kecaman mutlak kami terhadap penggunaan senjata kimia terhadap rakyat Suriah dan kami meminta dilakukannya penyelidikan internasional independen untuk menjamin penerapan hukum internasional terhadap siapa saja yang terbukti menggunakan senjata kimia," demikian pernyataan gabungan dari negara-negara anggota Liga Arab yang menghadiri KTT ini, seperti dilansir Reuters, Senin (16/4).
Pernyataan KTT Liga Arab itu juga menekankan perlunya solusi politik untuk konflik Suriah yang telah melibatkan banyak pihak.
Pekan lalu, sejumlah organisasi kemanusiaan seperti organisasi White Helmets dan Syrian American Medical Society melaporkan serangan gas kimia beracun telah terjadi di Douma, Suriah, pada 7 April lalu. Dilaporkan dua organisasi itu bahwa lebih dari 500 orang dibawa ke pusat-pusat medis 'dengan gejala-gejala yang mengindikasikan paparan zat kimia'. Puluhan orang termasuk anak-anak dilaporkan tewas akibat serangan kimia itu. (dtc)