Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Starbucks menuai banyak protes setelah aksi penangkapan 2 pria berkulit hitam. Dampaknya sangat besar, bahkan harus menutup ribuan toko demi pelatihan khusus.
Video penangkapan dua pria berkulit hitam di Philadelphia menjadi viral dan menuai banyak protes masyarakat. Orang bahkan beramai-ramai meneriakkan untuk memboikot Starbucks secara besar-besaran.
Dikabarkan Food & Wine, Selasa (17/4) dampak aksi ini ternyata memberikan pengaruh yang cukup besar. Pihak Starbucks dikabarkan akan menutup 8.000 store di Amerika untuk melakukan pelatihan pada karyawannya.
Pelatihan rasial ini dimaksudkan agar semua karyawan bisa lebih menghargai pelanggan dengan perbedaan ras, warna kulit, suku dan sebagainya.
Kasus pengusiran dua pria berkulit hitam dari gerai Starbucks ini berawal saat dua pria masuk tanpa memesan apapun. Mereka mengaku sedang menunggu rekan bisnisnya.
Mengetahui hal ini CEO Starbucks, Kevin Johnson sudah meminta maaf dan bertemu dua pria ini secara pribadi. Ia juga menegaskan jika manager store yang menghubungi polisi sudah dipecat.
Mengetahui dampaknya sangat besar, pihak managemen Starbucks kemudian mengumumkan akan menutup lebih dari 8.000 toko untuk melakukan pelatihan bagi karyawan. Penutupan toko akan berlangsung pada Selasa, 29 Mei 2018 mendatang.
Fokus pelatihan ini adalah memberikan pendidikan rasial untuk para karyawan. Tujuannya untuk mencegah adanya diskriminasi di area toko.
Menurut sebuah pernyataan yang dipublish Starbucks, selama proses pelatihan ini kaaryawan dibekali pengetahuan dan cara melayani pelanggan. Termasuk mencegah diskriminasi, memastikan semua pelanggan merasa aman dan pastinya membuat mereka merasa mendapat sambutan hangat.
"Saya telah menghabiskan beberapa hari di Philadelphia dengan tim, saya mendengarkan komunitas, mempelajari kesalahan apa yang kami lakukan dan langkah-langkah yang perlu kami ambil untuk memperbaikinya," kata Johnson dalam sebuah pernyataan. "Meskipun ini tidak terbatas pada Starbucks, kami berkomitmen untuk menjadikan ini sebagai solusi. Menutup toko untuk pelatihan rasial adalah satu langkah positif kami dilakukan."
Sementara ketua eksekutif Starbucks, Howard Schultz juga mengatakan, sejak dibangun perusahaan ini memang memiliki landasan asas kemanusiaan. "Kami belajar dari kesalahan dan kembali menegaskan komitmen kami untuk menghadirkan suasana yang aman dan nyaman bagi pelanggan."
Pelatihan ini juga tak main-main, karena Starbucks sudah meminta nasihat pada The Equal Justice Initiative, NAACP, Badan Pendidikan Hukum dan beberapa pihak terkait untuk memberikan materi pada pelatihan ini.
Insiden di Philadelphia ini menjadi viral karena dua pria kulit hitam ditangkap, diborgol dan diusir dari dalam Starbucks layaknya seorang penjahat. Alasannya hanya karena mereka tidak membeli makanan maupun minuman.
Sementara pengunjung lain mengatakan ia melihat ada beberapa orang berkulit putih yang hanya duduk-duduk bahkan menggunakan toilet namun diizinkan. (dtc)