Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Philadelphia. Insiden mesin meledak yang menimpa pesawat maskapai Amerika Serikat (AS), Southwest Airlines, pada Selasa (17/4) waktu setempat, mirip dengan insiden yang terjadi pada maskapai yang sama dua tahun lalu, atau tahun 2016. Dua insiden itu melibatkan mesin pesawat yang sama jenisnya.
Seperti dilansir media AS, NBC 4 New York dan Flight Global, Rabu (18/4), kedua insiden ini melibatkan dua pesawat dengan jenis sama, yakni Boeing 737-700. Kedua pesawat juga memiliki model mesin yang sama, yakni CFM56-7B, yang diproduksi oleh CFM International.
Saat dimintai tanggapan, pihak CFM International hanya menyatakan bahwa model mesin mereka 'memiliki catatan dan keselamatan luar biasa sejak beroperasi pada tahun 1997 sambil memperkuat lebih dari 6.700 pesawat di seluruh dunia'.
Diketahui bahwa insiden Southwest Airlines yang terjadi pada 27 Agustus 2016 juga melibatkan mesin pesawat meledak di udara. Insiden menimpa pesawat Southwest Airlines dengan nomor penerbangan 3472 yang saat itu terbang dari New Orleans menuju Orlando, Florida.
Setelah mesin meledak di udara, serpihannya memicu lubang berukuran 12 x 40 cm di atas sayap pesawat. Pesawat berhasil mendarat dengan selamat dan tidak ada korban jiwa. Saat itu, Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) menyebut satu bilah baling-baling pada mesin pesawat terlepas karena metal fatigue, atau kondisi logam yang sudah tua.
Dalam insiden pekan ini, mesin bagian kiri dari pesawat Southwest Airlines dengan nomor penerbangan 1380 meledak di udara. Serpihan mesin yang meledak memecahkan salah satu kaca jendela dan sempat menyedot sebagian tubuh salah satu penumpang, yang akhirnya tewas. Dengan satu mesin mati dan pesawat mengalami turbulensi hebat, pilot berhasil mendaratkan pesawat di Philadelphia.
Dalam keterangannya, Ketua NTSB, Robert Sumwalt menyebut salah satu bilah baling-baling dari total 24 bilah baling-baling pada mesin Southwest 1380 terlepas. Bagian mesin yang terlepas saat mesin meledak di udara, telah ditemukan di Bernville, Pennsylvania yang berjarak 112 kilometer dari Philadelphia.
NTSB juga menyebut pemeriksaan awal menunjukkan mesin pesawat Southwest 1380 mengalami 'metal fatigue'. Situasi ini sama seperti kondisi Southwest 3742 yang mesinnya meledak dua tahun lalu. Diketahui juga bahwa dalam kedua insiden itu, sama-sama bagian depan penutup mesin yang meledak.
Ditanya soal kemiripan insiden Southwest 3472 dan 1380, Sumwalt menyatakan masih terlalu dini untuk menarik teori paralel di antara kedua insiden. "Kami ingin memeriksa fakta-fakta peristiwa ini dan melihat apa saja faktor yang melingkupinya dan mungkin itu berkaitan dan mungkin tidak. Kita perlu memahami apa yang terjadi di sini," ujarnya.
Namun diketahui bahwa Otoritas Penerbangan Federal AS (FAA) telah merilis instruksi kelaikan terbang terkait insiden Southwest 3742. Instruksi itu memerintahkan pemeriksaan baling-baling mesin jenis CFM56-7B untuk mengetahui ada tidaknya 'metal fatigue' dengan menggunakan teknik ultrasound.
CEO Southwest Gary Kelly menyatakan Southwest 1380 terakhir diperiksa pada 15 April lalu. Mesin yang digunakan Southwest 1380 juga telah beroperasi selama 40 ribu putaran. Bagi maskapai Southwest Airlines, insiden yang memakan korban jiwa ini merupakan yang pertama bagi maskapainya dalam 51 tahun sejarah berdirinya maskapai ini.(dtc)