Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Walau istilah geopark dan Geopark Kaldera Toba (GKT) sudah sering didengungkan, khususnya dalam enam tahun terakhir, nyatanya masih banyak masyarakat di kawasan Danau Toba (KDT) yang belum memahami geopark itu dengan tepat. Salah satunya Joel Limbong, warga Desa Aek Sipitu Dai, Kecamatan Sianjur Mula-mula, Samosir, Sumatera Utara.
Diakuinya, kata itu sering ia baca di koran dan spanduk-spanduk di kampungnya. Namun ia mengaku tak tahu pasti bagaimana sebenarnya konsep dan tujuan geopark itu sendiri.
"Sering kudengar memang, cuma maksudnya kurang tahu persis aku. Yang dibilang orang-orang, untuk pariwisata," katanya ketika ditanya medanbisnisdaily.com, Kamis (19/4/2018) via telepon.
Ditambahkannya, beberapa kali petugas kecamatan datang untuk sosialisasi, tetapi tak begitu jelas. "Yang kuingat supaya turis datang ke kampung kami ini. Kalau banyak turis, berarti bertambah pendapatan," katanya.
Hal sama juga diakui Robinson Sinaga, warga Parapat, Kabupaten Simalungun. Ia akui meski spanduk tentang geopark bertebaran di Parapat, ia sendiri mengaku masih belum paham dengan tujuannya.
"Kalau spanduk banyak. Di sini juga ada kantornya. Yang kutahu geopark ini bisa datangkan turis," katanya ketika dihubungi medanbisnisdaily.com melalui telepon seluler.
Kurangnya sosialisasi itu pun diakui Humas Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba (BP GKT) Karmel Sianturi. Disebutkannya, sosialisasi memang merupakan pekerjaan yang harus terus menerus dilakukan BP GKT.
"Memang sosialisasi merupakan hal paling penting termasuk membenahi geosite-geosite yang masih belum optimal. Apalagi bulan Juni ini tim asesor akan kembali datang melihat kesiapan GKT," kata Karmel.
Manager Pusat Informasi GKT BP GKT di Parapat, Corry Paroma Pandjaitan belum lama ini juga mengakui sosialisasi geopark itu termasuk yang menjadi prioritas yang ia kerjakan. "Sejak 2014, aku fokus mensosialisasikan GKT kepada masyarakat khususnya di kawasan Parapat.
Corry memahami bila ada warga yang belum paham. Menurutnya, hal itu dikarenakan banyak hal. Selain keterbatasan sumber daya di BP GKT, juga karena masyarakat sebagian yang kurang peduli.
Melengkapi informasi, geopark adalah singkatan dari Geological Park yang dalam bahasa Indonesia berarti taman geologi. Ihkwal geopark ini dirintis sejumlah geolog dan ahli geografi yang tergabung dalam United Nationwide Conference on Enviroment and Development (UNCED) pada 1992.
Para ilmuwan itu prihatin atas banyaknya kawasan yang merupakan situs geologis di berbagai belahan dunia, khususnya di Eropa, terancam akibat pembangunan yang berlangsung massif.
Ide ini pun diakomodir Unesco dengan mencetuskan konsep Geopark pada 2001. Pada 2004 konsep itu diperluas cakupannya tidak hanya terhadap situs geologis, tetapi mencakup kelestarian lingkungan secara luas.
Manager Pusat Informasi GKT di Parapat, Corry Paroma Pandjaitan.Diakui Corry, sosialisasi GKT merupakan fokus utama yang harus terus menerus dilakukan