Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Para investor pasar modal khususnya investor asing merasa kecewa dengan jumlah libur hari raya Idul Fitri. Panjangnya libur bersama juga turut mempengaruhi kinerja keuangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengakui, semakin lama libur lebaran maka semakin sedikit waktu perdagangan saham tahun ini. Hal itu pun akan mempengaruhi pendapatan BEI yang bergantung pada fee transaksi perdagangan.
"Ya kan kita seperti warung, kalau buka dapat pendapatan kalau tutup ya tidak ada revenue," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (19/4).
Fee transaksi perdagangan yang ditarik BEI sendiri saat ini 0,01%. Jika dihitung berdasarkan rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp 7 triliun maka pendapatan BEI dari fee transaksi sebesar Rp 700 juta.
Sementara tahun ini menetapkan cuti bersama libur Lebaran tahun ini 10 hari. Jumlah itu lebih lama 3 hari dibanding asumsi awal kalender yang perdagangan saham tahun ini selama 7 hari.
Itu artinya, BEI tahun ini kehilangan sekitar Rp 2,1 miliar hanya dari fee transaksi. Tentunya BEI mempunyai pendapatan lainnya.
"Standarnya perdagangan saham antara 240 hari sampai 246 hari. Waktu 2017 paling rendah 238 hari. Nah ini teman-teman lagi hitung tinggal berapa hari (tahun ini)," tambah Tito.
Sekedar informasi, BEI sepanjang 2017 mengantongi laba bersih sebesar Rp 310,17 miliar. Perolehan itu turun 10,69% dari laba bersih di 2016 sebesar Rp 347,29 miliar.
Pendapatan dari pengatur perdagangan saham di pasar modal ini juga hanya naik tipis 2,11% dari Rp 1,42 triliun di 2016 menjadi Rp 1,45 triliun.
Namun jumlah beban usaha naik 8,74% dari Rp 1,03 triliun menjadi Rp 1,12 triliun. Alhasil laba usaha BEI turun dari Rp 386,24 miliar menjadi Rp 330,53 miliar.(dtf)