Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Fraksi PDIP menilai Komisi VI DPR belum bisa memanggil Menteri BUMN Rini Soemarno yang percakapannya dengan Dirut PLN Sofyan Basir viral. Alasannya, F-PDIP mengungkit rekomendasi Pansus Angket Pelindo II yang memboikot Rini ke DPR.
"Pelarangan Ibu Rini ke DPR adalah penjabaran dari rekomendasi Pansus Pelindo II, idealnya rekomendasi tersebut dilaksanakan oleh pemerintah," kata Bendahara F-PDIP Alex Indra Lukman melalui pesan singkat, Minggu (29/4) malam.
Oleh sebab itu, pemanggilan terhadap Rini belum bisa dilakukan. F-PDIP menyarankan Komisi VI DPR memanggil Sofyan terlebih dahulu.
"Menurut saya pemanggilan tersebut belum bisa dilaksanakan. Langkah awal Komisi VI bisa memanggil Dirut PLN dan mantan Dirut Pertamina serta mendorong aparat hukum segera menyelidiki pembicaraan yang viral tersebut," tutur Alex.
Rekaman percakapan yang viral di media sosial itu sudah dibenarkan oleh Rini maupun Sofyan. Namun keduanya kompak mengatakan rekaman itu tidak utuh. Menurut Sofyan, pembicaraan itu dilakukan pada akhir 2016. Sofyan mengaku saat itu tengah berkonsultasi dengan Rini terkait investasi PLN dan Pertamina dengan perusahaan swasta di bidang penyediaan energi.
"Pertama kali komunikasi kalau tidak salah akhir 2016. Saya tahu itu direkam, tapi enggak tahu kok dipotong-potong gitu lho," kata Sofyan saat ditemui di de Tjolomadoe, Karanganyar, Sabtu (28/4).
Senada dengan Sofyan, Rini menjelaskan percakapan itu sengaja dipotong sehingga seolah-olah percakapan itu terkait bagi-bagi fee. Padahal, menurut Rini, tak ada kepentingan apapun selain untuk BUMN baginya.
"Pak Sofyan (Direktur Utama PLN) sudah jelas kalau itu adalah apa namanya kapan ya saya juga udah nggak ingat kapan pembicaraan. Saya dengan Pak Sofyan membicarakan mengenai ada proposal untuk apa namanya storage gas yang kemudian minta offtake dari Pertamina tapi kemudian minta offtake juga dari PLN berartikan kita menjadi punya risiko," jelas Rini di Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (29/4).(dtc)