Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. Bangunan Onan Balerong Balige, di Kecamatan Balie, Kabupaten Toba Samosir( Tobasa) merupakan satu satunya situs sejarah peninggalan Belanda berornamen Batak terbesar di kawasan Tapanuli. Namun sayang, bangunan pasar tradisional bagi masyarakat Balige itu kini telah diubah bentuk dan warna bangunan dari aslinya.
"Sebenarnya bangunan pasar Balerong Balige secara sengaja telah dirusak oleh pemerintah setempat," ujar warga setempat, Sahala Pardede, Senin (30/4/2018), di Balige.
Dia mengatakan, alasan telah dirusak ketika mencocokkan gambar dahulu dengan situasi saat ini yang telah diubah, baik bentuk bangunan maupun warna.
"Gambar sebenarnya, bangunan Balerong terkesan klasik bernilai arsitektur tinggi sehingga disukai orang luar. Juga warna, khusus warna merahnya bukan merah sekarang asal merah namun harus merah darah," ungkapnya seraya dalam suku batak warna dikenal ada tiga, yakni putih, hitam dan merah.
Lebih lanjut, Sahala menjelaskan bahwa dibangunnya Balerong Balige Tahun 1938 adalah hasil karya terbesar bangsa Batak di Balige. Biaya untuk membangunnya dari hasil penarikan balasting (pajak) pedagang.
"Apakah ada sosialisasi kepada warga atau pedagang supaya bentuk dan ornament diubah? Saya rasa tidak," terangnya menyesali perubahan Balerong juga ditandai dengan skat atau dinding permanen kantor sebagai cara 'menguasai' bangunan.
Bupati Tobasa dalam hal ini dalam sebuah diskusi di rumahnya menjelaskan bahwa pihaknya merevitalisasi Balerong Balige untuk memperindah sekaligus membuat daya tarik bangunan kepada umum.
Bahkan, disampaikan Bupati, dalam waktu dekat akan dianggarkan untuk pedagang jajan malam di depan pasar sehingga mampu menarik perhatian pengunjung.
"Ini sudah diprogramkan melalui Dinas Koperundag," kata Bupati.