Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Keputusan CEO dan salah satu pendiri WhatsApp Jan Koum, cukup menyesakkan CEO Facebook Mark Zuckerberg. Dia mengatakan akan merindukan masa-masa bekerja dengan Koum.
"Saya akan merindukan masa ketika bekerja denganmu. Saya bersyukur atas semua yang sudah kau untuk menghubungkan seluruh dunia dan semua yang telah kau ajarkan, termasuk mengenai enkripsi dan kemampuannya untuk mengambil alih kekuasaan dari sistem terpusat dan mengembalikannya ke genggaman setiap orang. Nilai-nilai itu akan selalu menjadi jantung dari layanan WhatsApp," tulis Zuck mengomentari postingan perpisahan Koum yang diunggah di akun Facebook-nya, Selasa (1/5 ).
Petinggi Facebook lainnya, Chief Operating Officer Facebook Sheryl Sandberg juga turut menyampaikan salam perpisahan melalui kolom komentar di postingan yang sama
"Jan, yang telah kau lakukan dalam membangun WhatsApp sudah menghubungkan begitu banyak orang di seluruh dunia. Saya bersyukur pernah bekerja denganmu dan saya mendoakan segala yang terbaik untukmu," kata Sandberg.
Sekilas mengenai kiprah Koum, dia merintis WhatsApp dari awal bersama rekannya Brian Acton pada Januari 2009. Pengaruh WhatsApp sebagai layanan pesan instan telah mengubah kebiasaan orang-orang yang sebelumnya menggunakan SMS, berpindah ke WhatsApp.
Facebook yang melihat pergerakan WhatsApp, tertarik meminangnya dengan mahar USD 19 miliar pada 2014. Kini, Facebook yang jadi induk perusahaan WhatsApp, telah merasakan kejayaan layanan pesan instan yang tercatat sudah memiliki 1,5 miliar pengguna aktif bulanan.
Sebelum Koum mengundurkan dari tampuk kekuasaan WhatsApp, Acton sudah lebih dulu hengkang akhir tahun lalu. Ia diketahui bergabung dengan layanan messaging bernama Signal yang digadang bakal jadi pesaing WhatsApp.
Hengkangnya Koum kian mengarahkan sorotan publik ke Facebook karena terjadi di saat raksasa jejaring sosial tersebut 'bertarung' dengan regulator Uni Eropa terkait rencana menggunakan data pengguna WhatsApp, termasuk nomor ponsel, untuk mengembangkan produk dan iklan. Rencana itu tertunda, namun WhatsApp menyatakan ingin maju terus. (dtn)