Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Ketokohan Naga Bonar sangat lekat dalam ingatan masyarakat film Indonesia. Mantan pencopet yang mengangkat dirinya menjadi jenderal itu sangat fenomenal, terutama dengan ungkapan khasnya, "apa kata dunia?". Deddy Mizwar yang menjadi Naga Bonar (1987) dinilai sangat sukses memerankan Jenderal Batak itu.
Pencipta Naga Bonar, Asrul Sani pernah menyebut, sosok Naga Bonar terinspirasi dari salah seorang pejuang di Sumatera Utara yang berjuang di masa revolusi (1946-1949). Siapa sebenarnya si jenderal berkuda putih ini? Hal itu masih menjadi teka-teki hingga kini.
Sejarawan Ichwan Azhari pernah mengait-ngaitkan Naga Bonar dengan Kolonel Bedjo. Menurutnya, sosok Naga Bonar diilhami oleh sosok Bedjo. Bedjo sendiri adalah tokoh sentral perang Medan Area (1946).
Seperti Naga Bonar, Bedjo juga seorang sipil yang secara alami menjadi pemimpin sebuah pasukan demi menentang Belanda. Bedanya Naga Bonar mantan pencopet sedang Bedjo mantan pekerja bengkel. Dan lagipula Bedjo adalah seorang Pujakesuma.
Dugaan itu terbantah dengan pendapat dari banyak kalangan, salah satunya dari pakar sejarah, Midian Sirait yang menyebut, Naga Bonar terilhami sosok Timur Pane. Timur Pane dianggap paling memungkinkan. Sebelum revolusi kemedekaan, Timur berprofesi sebagai pencopet yang memiliki banyak pengikut.
Ketika revolusi di Sumatera Utara, Timur bersama pengikutnya beralih profesi menjadi pejuang. Ia mengangkat dirinya sebagai jenderal Mayor (Mayor Jenderal). Ia membentuk pasukan dengan nama Legiun Penggempur Naga Terbang.
Sosok Timur Pane tercatat dalam buku biografi Aboebakar Loebis. Aboebakar merupakan utusan pemerintah pusat untuk memantau dan menstabilkan gejolak revolusi di Sumatera Utara itu.
Dalam buku itu disebutkan, Aboebakar menyebut seorang pejuang yang mengangkat dirinya sendiri sebagai jenderal. Ia punya banyak pasukan setia. Sesudah revolusi berakhir dengan hengkangnya Belanda dari Tanah Batak, nama Timur Pane dan legiunnya itu tidak pernah terdengar lagi.