Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Surabaya - Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah, mengungkapkan dakwah keumatan penting untuk dilakukan oleh pemuka agama, apapun agamanya. Sebab, setiap agama pasti mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi umat dan bangsanya sendiri.
Namun ia menegaskan jangan sampai ayat-ayat kitab suci dipolitisasi demi tujuan politik praktis atau untuk merebut kekuasaan politik semata.
"Untuk itulah, UU Pemilu dan UU Pilkada melarang politik praktis dilakukan di rumah-rumah ibadah", ujar Basarah dalam keterangan tertulisnya, Minggu (13/5/2018).
Ia mengatakan hal ini saat mengisi acara Pelatihan Mubaligh Moderat Muhammadiyah di Hotel Tanjung, Surabaya, Sabtu (12/5/2018). Pelatihan ini digelar oleh MPR dan Pengurus Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur dalam rangka kerja sama Sosialisasi Empat Pilar.
Menurut Basarah, dakwah politik di sini adalah politik sebagaimana pernah dikatakan Gus Dur, yakni sebagai sesuatu yang mulia karena memperjuangkan nasib orang banyak.
"Justru kalau orang-orang baik tidak mau berpolitik, maka dunia politik akan dikuasai orang-orang jahat yang akan merusak negara. Namun harus diingat dakwah politik disini adalah dakwah keumatan dan kebangsaan. Bukan politik praktis atau politik kekuasaan," tegasnya.
Jika memang niatnya berdakwah untuk politik praktis, lanjut Basarah, hendaknya tidak membohongi umat dengan menggunakan jubah atau dalil-dalil agama. Namun langsung saja bergabung dengan partai politik sehingga dapat secara leluasa menyampaikan sikap-sikap dan kepentingan politiknya.
Menurutnya, politisasi agama hanya akan memecah belah persatuan bangsa jika yang menggunakannya hanya untuk kepentingan pribadi maupun kelompoknya. Apalagi dengan menghalalkan segala cara seperti mempolitisasi isu SARA.
"Bagi saya, Islam terlalu mulia. Jadi janganlah direndahkan hanya menjadi alat untuk merebut kekuasaan politik praktis semata," ujar pendiri Baitul Muslimin Indonesia ini.
Maka ia berpesan pada peserta pelatihan agar dakwah yang diperjuangkan oleh kader-kader Pemuda Muhammadiyah akan bernuansa dakwah politik keumatan dan kebangsaan yang menyejukkan serta senantiasa memperkukuh ukhuwah Islamiah, wathoniyah, dan bashariah.
"Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin. Jika semua mubaligh menyiarkan kedamaian dan kesejukan, maka citra Islam dan umat Islam Indonesia di mata umat beragama yang lain akan semakin simpatik. Hal itu tentu sangat baik bagi perkembangan Islam di Indonesia dan di dunia internasional," katanya.
Turut hadir dalam acara ini Pengurus Pusat Pemuda Muhamadiyah Muhammad Sukron dan peserta pelatihan berasal dari perwakilan 38 cabang Pemuda Muhammadiyah se-Jawa Timur. dtc